Kamis 12 Oct 2023 00:42 WIB

Khutbah Jumat : Akhlak Sebagai Fondasi Membangun Bangsa

Khutbah jumat perlu menekankan akhlak dalam keseharian.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Anwar Ibrahim saat mengisi Khutbah Jumat di salah satu Masjid di New York. Usai sholat, Anwar Ibrahim memimpin prosesi warga di sana jadi mualaf.
Foto: Malay Mail
Anwar Ibrahim saat mengisi Khutbah Jumat di salah satu Masjid di New York. Usai sholat, Anwar Ibrahim memimpin prosesi warga di sana jadi mualaf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Berikut ini adalah khutbah Jumat tentang akhlak dan upaya membangunnya di masyarakat.

Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بَعَثَ مُحَمَّدَ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ ، وَلَقَّبَهُ فِي الْقُرْآنِ بِأَنَّهُ عَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ ،وَبَيَّنَ أَنَّ مَقْصِدَ بَعْثَتِهِ إتْمَامًا لِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ عِنْدَ النَّاسِ أَجْمَعِينَ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، الَّذِي وَصِفَ بِأَنَّ خَلْقَهُ قُرْآنٌ كَرِيمٌ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ إلَى يَوْمِ الْبَعْثِ الْمَعْلُومِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Baca Juga

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wata'ala, pada kesempatan siang hari yang penuh dengan keberkahan, khatib ingin mengajak diri khatib pribadi khususnya dan para hadirin umumnya, untuk meningkatkan takwa kepada Allah subhanahu wata'ala, sehingga orientasi kehidupan yang tertanam dalam diri kita, dalam menjalankan peran masing-masing dalam kehidupan ini, senantiasa hanya karena ingin menggapai ridha-Nya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wata'ala, terminologi akhlak yang oleh para ahli bahasa Arab diartikan sebagai sifat yang tertanam di dalam diri seseorang, yang membuatnya mudah untuk melakukan suatu aktivitas yang bernilai baik atau buruk secara spontanitas menjadi sesuatu yang tak pernah berhenti untuk dibahas oleh para ahli. 

Keterkaitan para ahli untuk senantiasa membahas hal tersebut disebabkan keingintahuan mereka tentang cara untuk menanamkan akhlak yang baik dalam diri setiap orang, agar orang tersebut bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi banyak orang serta lingkungannya, dan bukan menjadi seseorang yang sikap dan tindakannya senantiasa merugikan banyak orang serta lingkungannya. 

Lebih lanjut, sebuah komunitas jika prestasi anggotanya yang memiliki akhlak Karimah lebih banyak maka eksistensinya akan lebih sustain dibandingkan dengan komunitas yang prestasi anggotanya yang berakhlak karimah lebih sedikit. Hal tersebut dikarenakan hal-hal baik yang bersumber dari akhlak karimah anggota sebuah komunitas akan membawa keberkahan dan mencegah komunitas tersebut untuk mendapatkan cobaan atau peringatan dari sang pencipta. Karena sejatinya, hal-hal buruk yang berasal dari akhlak madzmumah itu dapat mengandung murka sang pencipta, Allah subhanahu wata'ala.

Oleh karenanya dalam Alquran Allah Subhanahu wata'ala memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjaga diri merkeandan komunitas mereka dari sebuah fitnah yang tidak hanya menimpa orang-orang zalim diantara mereka, akan tetapi juga akan menimpa orang-orang baik dari mereka jika orang-orang baik tersebut tidak mengajak kepada kebaikan dan mendiamkan keburukan yang tersebar di komunitasnya. Allah subhanahu wata'ala berfirman: 

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً

Artinya: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. (Al Anfal ayat 25).

Lebih lanjut dalam konteks hidup berbangsa, cara terbaik untuk mengakhiri fitnah yang tidak hanya menimpa sebagian orang saja (yang melakukan keburukan), maka sebagai suatu bangsa kita harus bersama-sama menjaga dan menanamkan nilai-nilai luhur akhlak Karimah dalam berbangsa dan bernegara. Dan untuk merealisasikan hal tersebut kita bisa mencontoh nilai-nilai luhur akhlak karimah dalam ajaran Islam yang dicontohkan oleh nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam. 

Untuk mengetahui nilai-nilai akhlak Karimah yang dicontohkan baginda Muhammad shalallahu alaihi wasallam kita dapat mengambil intisarinya dalam ajaran-ajaran yang terdapat Alquran. Karena sejatinya, Alquran merupakan referensi yang seharusnya dijadikan rujukan utama ketika kita membahas konsep tentang akhlak Karimah yang dicontohkan nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam dan perlu ditanamkan sejak dini dalam diri seseorang. 

Sayyidatuna Aisyah Radhiyallahu Anha ketika ditanya tentang bagaimana akhlak nabi Muhammad SAW, beliau menjawab : akhlak nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah Alquran. Yang artinya, jika kita ingin mengetahui konsep akhlak karimah yang dipercontohkan nabi shalallahu alaihi wasallam kita bisa mengambilnya dalam ajaran Alquran. 

Di antara nilai-nilai akhlak karimah yang perlu kita terapkan sebagai fondasi untuk membangun bangsa serta mempertahankan eksistensinya adalah nilai keadilan yang seharusnya dimiliki oleh siapa saja, baik para pemangku jabatan penting di negeri ini, maupun rakyat pada umumnya. 

Adil dalam arti mampu menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempat dan kondisinya, mampu menjalankan tugas sesuai dengan peran dan kewajiban yang diberikan, serta mampu untuk menyerahkan suatu pekerjaan kepada orang-orang yang memang mampu untuk mengerjakannya. 

Dalam konteks pemerintahan misalnya, orang-orang yang memiliki wewenang untuk mengangkat pegawai yang akan diberikan tugas tertentu hendaknya yang dinomor satukan adalah kualifikasi orang-orang yang diberi amanah, dibandingkan faktor kedekatan pribadi. Karena sejatinya, pekerjaan yang akan dilakukan sangat berkaitan dengan kepentingan orang banyak, seandainya faktor kedekatan mengalahkan faktor kualifikasi dalam pengangkatan pegawai, yang akan menjadi imbasnya adalah pelayanan yang tidak maksimal yang akan dirasakan oleh rakyat pada umumnya. Berkaitan dengan hal ini Allah subhanahu wata'ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (An Nisa 58). 

Lebih lanjut dalam konteks menjaga lingkungan hidup dalam berbangsa, Alquran mengajarkan kita untuk memperhatikan ketahanan lingkungan (sustainable environment) sebagai prioritas utama yang harus di nomor satukan. Maka jika ada jenis bisnis apapun, usaha apapun, serta pergerakan apapun yang bisa berimbas kepada pencemaran lingkungan sehingga lingkungan menjadi tidak bisa lagi dinikmati oleh generasi berikutnya, kita wajib untuk menentangnya. Karena sejatinya hal tersebut merupakan pengrusakan yang dilarang oleh Alquran. Allah SWT berfirman: 

وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Al Araf ayat 56). 

Selanjutnya nilai mulia akhlak karimah yang juga perlu ditanamkan sebagai fondasi membangun bangsa dan menjaganya adalah jiwa toleransi terhadap perbedaan yang ada. Dan menjadikannya sebagai sebuah potensi untuk saling melengkapi kekurangan yang ada, dan berkolaborasi bersama untuk kepentingan bangsa. 

Oleh karena itu dalam sebuah ayat Alquran menegaskan bahwasanya Allah SWT sangat mampu untuk menciptakan manusia dengan bentuk, sifat, kecenderungan, serta keyakinan yang satu, akan tetapi hal tersebut tidak dikehendaki, lebih lanjut, dalam ayat lain tersirat penjelasan bahwasanya manusia diciptakan berbeda-beda baik dari segi kebangsaannya, etnisnya, bahasanya dan sebagainya tak lain dan tak bukan agar mereka mau saling mengenal dan memahami (Alquran surat Al Hujurat 13). 

Lebih lanjut, hikmah dari manusia dengan segala perbedaannya yang bisa saling mengenal dan memahami, biasanya mereka bisa saling berkolaborasi untuk kemaslahatan bersama. Dan dalam konteks kehidupan berbangsa hal ini akan sangat bermanfaat demi kemajuan suatu bangsa itu sendiri. 

Selain nilai-nilai yang disebutkan masih banyak sekali nilai-nilai luhur akhlak karimah yang diwariskan nabi SAW yang terdapat dalam Alquran yang bisa diterapkan sebagai fondasi untuk membangun bangsa dan mempertahankan eksistensinya yang tidak dapat disebutkan di kesempatan khutbah kali ini. 

Dan terakhir khatib mengajak diri khatib pribadi dan jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah SWT untuk senantiasa menjadikan nilai-nilai akhlak karimah dalam kehidupan sehari-hari sebagai fondasi kita untuk membangun bangsa dan mempertahankan. Karena sebuah bangsa tanpa nilai-nilai mulia budi pekerti maka akan hilang ditelan zaman. 

فقال بعض الحكماء ، إنما الأمم الأخلاق ما بقيت ، فإن همو ذهبت أخلاقهم ذهبوا. بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعنا وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو الغفور الرحيم. أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم. 

 

 

Materi khutbah ini disampaikan Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa di Masjid Istiqlal pada 15 September 2023 dan diterbitkan majalah Mimbar Jumat Masjid Istiqlal. 

 

Khutbah kedua

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement