Kamis 12 Oct 2023 05:45 WIB

Siapa Hizbullah dan Kenapa Bisa Terlibat dalam Perang Israel-Hamas?

Kelompok Hizbullah didukung Iran.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Prajurit Hizbullah.
Foto: www.naharnet.com
Prajurit Hizbullah.

REPUBLIKA.CO.ID, Pertempuran mematikan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon telah meningkatkan prospek konflik yang lebih luas di Timur Tengah. Kelompok bersenjata Hizbullah menembakkan artileri dan roket sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina.

Israel menggempur Jalur Gaza dengan serangan udara setelah serangan mengejutkan oleh kelompok perjuangan Palestina, Hamas. Sejak gempuran Israel muncul ketakutan akan ada front lain di utara seiring meningkatnya baku tembak antara Israel dan pejuang Hizbullah.  

Baca Juga

Pada Senin (9/10/2023) kelompok Hizbullah yang didukung Iran, menembakkan rentetan roket setelah tiga anggotanya tewas dalam pemboman Israel. Berikut adalah hal-hal yang ketahui tentang Hizbullah, dilansir Aljazirah, Selasa (10/10/2023).

Apa itu Hizbullah?

Hizbullah, yang berarti “Partai Tuhan”, adalah kelompok bersenjata dan politik Syiah yang didukung Iran. Hizbullah dibentuk pada 1982 untuk melawan pendudukan Israel di Lebanon selatan.

Kelompok ini muncul dari kelompok bersenjata yang dibentuk oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran setelah invasi Israel ke Lebanon pada 1982. Kelompok Hizbullah yang mendapat dukungan dari kalangan Muslim Syiah, adalah salah satu musuh terbesar Israel di wilayah tersebut.

Pada 2021 Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengklaim, Hizbullah memiliki 100.000 pejuang.  Kelompok ini membanggakan roket yang presisi dan dapat menyerang seluruh wilayah Israel.

Amerika Serikat (AS) memperkirakan Iran telah mengalokasikan ratusan juta dolar setiap tahunnya kepada Hizbullah dalam beberapa tahun terakhir. Hizbullah telah dipimpin oleh Nasrallah sejak 1992.

Hizbullah adalah salah satu blok politik paling berpengaruh dalam sistem politik sektarian Lebanon, dan mendapat dukungan dari sebagian besar penduduk Syiah.  Kelompok ini sering dijuluki sebagai "negara di dalam negara” karena jaringan politik dan militernya yang luas dan didirikan di negara yang terbagi berdasarkan sektarian.

Mengapa Hizbullah dibentuk dan apa tujuannya?

Pejuang Hizbullah melakukan kampanye berkelanjutan melawan pasukan Israel di Lebanon dan melancarkan serangan terhadap warga sipil Israel di negara lain.

Pasukan Israel menarik diri secara sepihak dari Lebanon selatan pada tahun 2000 setelah hampir 20 tahun pertempuran mematikan. Hal ini mendorong Hizbullah menyatakan diri sebagai tentara Arab pertama yang memaksa Israel menyerahkan kendali atas wilayah tersebut.

Israel terus menduduki Dataran Tinggi Golan di Suriah dan wilayah Palestina yang direbutnya dalam Perang tahun 1967.  Hamas telah berjuang melawan pendudukan Israel dan perluasan pemukiman ilegal di tanah Palestina.

Setelah dibentuk, Hizbullah merilis manifestonya. Kelompok ini menyoroti ideologi dan tujuan mereka, termasuk mengalahkan Israel dan mengusir entitas kolonial Barat dari Timur Tengah.

Apakah Hizbullah pernah bentrok dengan Israel sebelumnya?

Dalam serangan lintas batas pada Juli 2006, Hizbullah menangkap dua tentara Israel, yang diharapkan akan menghasilkan kesepakatan pertukaran tahanan. Israel merespons secara militer, sehingga terjadi perang 34 hari yang juga disebut Perang Juli.

Konflik tersebut berakhir dengan tidak meyakinkan, karena tidak ada pihak yang mampu menang secara militer. Namun konflik tersebut mengakibatkan terbunuhnya lebih dari 1.100 warga Lebanon dan 165 warga Israel.

Dalam beberapa kesempatan, Nasrallah mengatakan, perang tahun 2006 merupakan keberhasilan bagi Hizbullah. Dia mencatat bahwa Hizbullah mampu bertahan melawan kekuatan Israel yang lebih besar dan kuat.

Penyelidikan yang dilakukan pemerintah Israel menyimpulkan bahwa perang pada 2006 tidak berhasil dan merupakan “peluang yang terlewatkan”.

Apa perbedaan Hizbullah dengan Hamas?

Hizbullah dan Hamas adalah entitas yang terpisah tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu perlawanan bersenjata melawan Israel.

Hizbullah adalah organisasi Lebanon, sedangkan Hamas adalah kelompok Palestina yang dibentuk di Gaza pada 1987 setelah dimulainya Intifada pertama. Hamas secara politik menguasai Jalur Gaza setelah memenangkan pemilu pada 2006.

Setelah serangan Hamas terhadap Israel pada Sabtu (7/10/2023) lalu, Hizbullah  mengatakan, mereka mengikuti situasi dengan cermat dan melakukan kontak langsung dengan para pemimpin perlawanan Palestina.

Hizbullah mengeluarkan tanggapan yang tegas terhadap berlanjutnya pendudukan Israel. Langkah ini merupakan pesan bagi mereka yang mengupayakan normalisasi dengan Israel.

Pernyataan tersebut merujuk pada negara-negara Arab yang berupaya menormalisasi hubungan dengan Israel.  Para pemimpin Hizbullah dan Hamas juga bertemu pada 2020 untuk membahas normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab.

Akankah Israel berperang di dua front?

Tiga anggota Hizbullah tewas dalam pemboman Israel pada Senin (9/10/2023) setelah serangan lintas batas yang diklaim dilakukan oleh kelompok pejuang Jihad Islam Palestina (PIJ). Hizbullah mengatakan, mereka yang terbunuh adalah martir akibat agresi Zionis di Lebanon selatan.  Sebagai tanggapan, kelompok tersebut menembakkan rentetan roket ke Israel.

Para analis berspekulasi bahwa faksi-faksi Palestina di Lebanon sangat ingin membuka front kedua jika Hizbullah memulai serangan.

Oleh karena itu, ada kemungkinan Lebanon terlibat dalam perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah, yang didukung oleh faksi-faksi Palestina.

Meskipun Hizbullah menembakkan artileri di wilayah yang dikuasai Israel, sejauh ini kelompok tersebut menghindari partisipasi yang lebih dalam.  Hal ini bisa berubah jika Israel melancarkan serangan darat di Gaza.

Kelompok perlawanan Palestina apa saja yang ada di Lebanon?

Kelompok perlawanan Palestina di Lebanon termasuk Hamas, partai sekuler Fatah, dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

Beberapa dari anggota ini berbasis di kamp pengungsi Palestina di Lebanon termasuk Ein el-Hilweh dan Burj al-Barajneh.

Apakah Hizbullah adalah organisasi ‘teroris’?

Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menganggap Hizbullah sebagai organisasi teroris.  Negara-negara Teluk yang merupakan sekutu AS termasuk Arab Saudi juga menganggap Hizbullah sebagai kelompok teroris. Uni Eropa mengklasifikasikan sayap militer Hizbullah sebagai kelompok teroris, namun bukan sayap politiknya.

Apa peran kelompok Hizbullah di Lebanon?

Hizbullah memiliki menteri di pemerintahan dan anggota parlemen di parlemen. Pihak-pihak di Lebanon yang menentang kelompok tersebut menuduh Hizbullah mendorong Lebanon ke dalam konflik.

Hizbullah menjadi lebih menonjol secara politik setelah Suriah, sekutu dekat Hizbullah, menarik diri dari Lebanon menyusul pembunuhan mantan perdana nenteri Rafik Hariri pada 2005. Hariri, seorang politisi Sunni, melambangkan pengaruh Saudi dalam politik Lebanon.

Pada 2016, politisi Kristen yang didukung Hizbullah, Michel Aoun, menjadi presiden.  Dua tahun kemudian, Hizbullah dan sekutunya memenangkan mayoritas dalam pemilihan umum pertama di negara itu dalam sembilan tahun terakhir. Pada pemilu 2022, blok politik Hizbullah kehilangan mayoritasnya tetapi kelompok tersebut terus memegang kekuasaan dalam politik negara tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement