Rabu 11 Oct 2023 21:14 WIB

Bulog Sumut Imbau Masyarakat tak Terpancing Isu Hoaks Beras Plastik

Isu beras plastik sudah beberapa kali mencuat dan tidak pernah terbukti.

Pengunjung memilah beras SPHP di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (9/10/2023). Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengambil kebijakan pembatasan pembelian beras jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan jumlah maksimal sebanyak 10 kilogram per orang di pasar retail modern. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah modus oplos beras oleh oknum karena beras jenis SPHP memiliki kualitas baik dengan harga terjangkau.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengunjung memilah beras SPHP di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (9/10/2023). Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengambil kebijakan pembatasan pembelian beras jenis Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan jumlah maksimal sebanyak 10 kilogram per orang di pasar retail modern. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mencegah modus oplos beras oleh oknum karena beras jenis SPHP memiliki kualitas baik dengan harga terjangkau.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Perum Bulog Kanwil Sumatra Utara (Sumut) mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing isu hoaks yang menyebut bahwa beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mengandung plastik.

"Masyarakat tidak perlu terpancing dengan video-video atau berita terkait beras plastik. Itu kabar hoaks yang membuat keresahan dan memperkeruh suasana," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu di Gudang Bulog Baru (GBB) Pulo Brayan Darat I, Medan, Rabu (11/10/2023).

Baca Juga

Menurut Arif, kabar burung mengenai beras plastik itu sebenarnya sudah beberapa kali muncul sejak bertahun-tahun lalu.

Dia pun heran kenapa isu yang sama kembali mencuat. Apalagi, isu serupa bukan hanya berkembang di Sumatera Utara, tetapi juga di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah dan Kalimantan Selatan.

"Saat ini sudah memasuki tahun politik. Macam-macam isu bisa saja dikembangkan," kata Arif.

Dia pun menegaskan, ke depan, pihaknya akan menindak lebih tegas jika ada informasi hoaks soal beras plastik atau sintetis yang disebarkan dengan sengaja terutama melalui media sosial.

Perum Bulog Sumut akan berkoordinasi erat khususnya dengan pihak kepolisian supaya oknum-oknum penyebar kabar bohong jera dan tidak melakukan hal serupa.

"Kami akan mengoordinasikan dengan polisi agar ditindaklanjuti. Ini supaya informasi seperti sejenis jangan disebarluaskan agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat," tutur Arif.

Dia pun meminta semua pihak supaya menahan diri untuk tidak menyebarkan informasi soal beras SPHP yang menyesatkan masyarakat di tengah tingginya harga beras.

Beras SPHP didistribusikan oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas dan, jika memungkinkan, mendorong penurunan harga beras.

"Selain itu, ada pula penyaluran bantuan pangan. Kami terus menjaga ketersediaan stoknya," ujar Arif.

Sebelumnya, beredar video di media sosial yang menyatakan bahwa beras SPHP di Kota Binjai, Sumatera Utara, diduga mengandung plastik.

Di dalam video tersebut, seorang ibu yang mengaku mendapatkan beras SPHP itu dari pasar murah di Binjai, melempar kepalan nasi hasil olahan beras tersebut ke lantai. Nasi tersebut memantul dan itu yang menimbulkan kecurigaan sang ibu terhadap beras itu.

Arif mengatakan bahwa kabar itu hoaks lantaran beras-beras impor Bulog yang ditujukan untuk SPHP sudah melalui serangkaian pemeriksaan sebelum disebarkan ke masyarakat.

Beras-beras yang didatangkan dari beberapa negara seperti Vietnam, Thailand, Myanmar Pakistan dan Kamboja itu telah dicek oleh Balai Karantina Pertanian dan PT Sucofindo.

Selain itu, beras-beras tersebut juga diperiksa di laboratorium, salah satunya milik Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Medan. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement