Rabu 11 Oct 2023 22:26 WIB

Hewan Amfibi Jenis Ini Terancam Punah di Bumi, Apa Penyebabnya? Ini Kata Peneliti

Menurut peneliti, amfibi punah lebih cepat daripada yang bisa mereka pelajari.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Qommarria Rostanti
Katak (ilustrasi). Menurut peneliti, katak menjadi salah satu hewan amfibi yang keberadaannya terancam punah
Foto: Pxhere
Katak (ilustrasi). Menurut peneliti, katak menjadi salah satu hewan amfibi yang keberadaannya terancam punah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hewan katak, salamander, dan caecilian menjadi kelompok vertebrata paling terancam keberadaannya di bumi. Berdasarkan penilaian global terbaru, lebih dari 40 persen spesies amfibi kini terancam punah.

“Amfibi punah lebih cepat daripada yang bisa kami pelajari, namun ada banyak alasan untuk melindungi mereka, termasuk peran mereka dalam pengobatan, pengendalian hama, mengingatkan kita akan kondisi lingkungan, dan membuat planet ini lebih indah,” kata ahli ekologi Re:wild Kelsey Neam, dilansir Sciencealert, Rabu (11/10/2023). 

Baca Juga

Meskipun penyakit dan hilangnya habitat mendorong lebih dari 90 persen penurunan populasi amfibi sebelum tahun 2004, ada penyebab utama baru di kota ini. Yaitu, perubahan iklim.

Dampak perubahan sistem cuaca dan dampaknya terhadap kondisi lingkungan kini menyebabkan 39 persen penurunan jumlah kelompok hewan purba ini. Tidak jauh di belakang, yakni sebesar 37 persen, hilangnya habitat masih tetap tinggi meskipun para ilmuwan lingkungan telah mengajukan permohonan selama puluhan tahun untuk melindungi hewan yang sering menyerang dan tidak biasa ini.

Ahli zoologi Universitas Oxford, Jonathan Baillie, yang bukan bagian dari studi baru ini, pada 2018, mengatakan spesies ini adalah indikator awal kondisi buruk. Mereka sangat sensitif terhadap faktor-faktor seperti perubahan iklim dan polusi, yang menyebabkan kepunahan, dan merupakan peringatan keras akan hal-hal yang akan datang. 

“Jika kita kehilangan mereka, spesies lain pasti akan mengikuti,” ujar Baillie. 

Aktivis lingkungan hidup Re:wild Jennifer Luedtke dan rekannya menilai 8.011 spesies amfibi untuk memperbarui status mereka ke Daftar Merah Spesies Terancam Punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). Penilaian sebelumnya dilakukan pada 2004.

Sayangnya, situasinya semakin memburuk sejak saat itu. “Jumlah kepunahan amfibi yang diketahui bisa mencapai 222 selama 150 tahun terakhir jika semua spesies [sangat terancam punah (kemungkinan punah)] benar-benar punah,” jelas para peneliti dalam makalah mereka. 

Katak harlequin Chiriqui (Atelopus chiriquiensis) dan katak siang bermoncong tajam (Taudactylus acutirostris) menurun drastis pada tahun 1990-an karena penyakit jamur, chytridiomycosis. Sementara itu, Craugastor myllomyllon dan Pseudoeurycea exspectata terakhir terlihat pada tahun 1970-an dan diperkirakan telah musnah akibat ekspansi pertanian.

Selain itu, penyakit dan polusi juga menyebabkan kelainan bentuk yang aneh pada beberapa spesies, sementara amfibi lainnya juga menghadapi ancaman manusia lainnya seperti perburuan liar. Kini, dampak kebakaran yang lebih sering dan merusak serta berkurangnya kelembaban tanah telah menimpa lima spesies salamander di AS.

Penurunan curah hujan di daerah tropis basah di Australia dan Brasil diperkirakan akan berdampak pada perkembangbiakan katak. Sementara hewan amfibi yang hidup di pegunungan di Venezuela hanya bisa mendaki setinggi itu untuk mengikuti perubahan iklim. 

Luedtke dan timnya memperingatkan dampak sebenarnya mungkin masih diremehkan. Namun informasi yang mereka kumpulkan dapat membantu upaya konservasi. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement