Kamis 12 Oct 2023 08:02 WIB

Albanese: Australia Terus Advokasi Pembebasan Jurnalis Yang Hengjun

Yang juga warga dan wartawan Australia yang ditahan Cina sejak Januari 2019.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Yang Hengjun bersama istrinya
Foto: Chongyi Feng via AP
Yang Hengjun bersama istrinya

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seusai wartawan Australia Cheng Lei yang ditahan di Cina selama tiga tahun dibebaskan, Perdana Menteri Anthony Albanese mengatakan Australia masih "mengadvokasi" pembebasan Yang Hengjung. Yang juga warga dan wartawan Australia yang ditahan Cina sejak Januari 2019.

Pada Rabu (11/10/2023) seorang teman dekat Yang mengatakan belum ada tanda-tanda blogger itu akan dibebaskan dan situasinya tetap suram. Vonis dalam persidangan keamanan nasionalnya berulang kali ditunda.

Baca Juga

Pengacara dari Firma Hukum Mo Shaoping yang berbasis di Beijing David Zhang mengatakan hukuman penjara Cheng relatif ringan untuk tuduhan membocorkan rahasia negara. Perempuan berusia 48 tahun itu ditahan selama hampir tiga tahun.

Direktur Institut Hubungan Australia-Cina di University of Technology Sydney, James Laurenceson mengatakan bBeijing mengirimkan "sinyal yang jelas" dengan membebaskan Cheng. Menurutnya Beijing mereka ingin kunjungan Albanese ke Cina berjalan sukses.

"Ketika pemerintah Albanese berkuasa, masalahnya ada di tiga keranjang - tidak ada dialog politik tingkat tinggi, gangguan perdagangan, dan warga Australia yang ditahan. Sekarang kami telah mencapai kemajuan di semua bidang," kata Laurenceson.

Duta Besar Cina untuk Australia mengatakan penting untuk menjaga momentum stabilitas dan peningkatan hubungan. Ia menambahkan Cina menganggap Australia sebagai teman, dan Australia tidak memiliki alasan untuk menganggap China sebagai ancaman.

Warga asing yang biasanya ditahan Cina dengan tuduhan keamanan nasional biasanya dibebaskan dengan sedikit penjelasan.

 

Mereka termasuk dua warga Kanada yang ditahan selama lebih dari tiga tahun atas tuduhan spionase dan dibebaskan pada September 2021 beberapa jam setelah eksekutif Huawei Technologies Meng Wanzhou mencapai kesepakatan dengan jaksa penuntut AS untuk mengakhiri kasus penipuan bank yang dituduhkan kepadanya. Beijing membantah penangkapan dua warga Kanaa itu terkait dengan kasus Meng.

Kementerian Keamanan Negara Cina mengatakan Cheng "secara sukarela mengaku bersalah dan menerima hukuman".

"Pada bulan Mei 2020, Cheng Lei diminta seseorang dari organisasi asing dan melanggar klausul kerahasiaan yang ditandatangani dengan perusahaannya, dengan secara ilegal memberikan rahasia negara yang diperolehnya selama bekerja kepada organisasi asing tersebut melalui telepon genggamnya," kata kementerian dalam pernyataannya.

Kementerian menambahkan otoritas peradilan mengadili kasus ini sesuai dengan hukum dan sepenuhnya menjamin hak-haknya

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement