Kamis 12 Oct 2023 13:04 WIB

Pertalite Belum Bisa Dijual di Pertashop karena Dana Subsidinya Terbatas

Ada potensi kenaikan permintaan Pertalite jika Pertashop ikut jual.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
 Pertamina menghadirkan Promo UMKM Merdeka. Promo tersebut berlaku selama 11-24 Agustus 2022 di Pertashop 4P.57321 yang berlokasi di Dukuh Jlegong, Desa Banyuurip, Kecamatan Kelgo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Foto: Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Te
Pertamina menghadirkan Promo UMKM Merdeka. Promo tersebut berlaku selama 11-24 Agustus 2022 di Pertashop 4P.57321 yang berlokasi di Dukuh Jlegong, Desa Banyuurip, Kecamatan Kelgo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyampaikan, masih mengkaji usulan Pertashop untuk bisa ikut menjual BBM Pertalite seperti di SPBU pada umumnya.

Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman, mengatakan, kajian mendalam perlu dilakukan sebelum memberikan izin kepada Pertashop. Sebab, menjual Pertalite yang merupakan jenis BBM khusus penugasan (JBKP) perlu pengawasan ketat, termasuk kebutuhan digitalitasi dalam pengawasan penyaluran. 

“Opsi itu (Pertashop jual Pertalite) ada. Masih dikaji. Kita juga mesti pikirkan aspek komersiap Pertashop, juga aspek regulasi dan lain-lain,” kata Saleh kepada Republika.co.di, Rabu (11/10/2023) malam.

Ia menegaskan, pada intinya BPH Migas fokus mengawal agar kuota Pertalite yang disediakan cukup hingga akhir tahun. 

Pasalnya, seperti diketahui penyaluran Pertalite berkaitan langsung dengan besaran dana kompensasi harga yang harus dibayarkan pemerintah kepada PT Pertamina (Persero). Kompensasi diberikan agar harga Pertalite tetap dijaga dan tidak mengalami kenaikan seperti BBM Pertamax Cs. 

Saleh berpendapat, bila Pertashop yang kini hanya menjual Pertamax RON 92 dan nantinya ikut menjual Pertalite RON 90, ada potensi kenaikan permintaan Pertalite. 

Namun, pihaknya berharap, jikalau nanti Pertashop mulai menjual Pertalite, konsumen yang terbiasa mengisi Pertamax diharapkan tidak beralih. Sebab, bagaimanapun BBM dengan nilai oktan lebih tinggi lebih berkualitas bagi kendaraan. 

“Kami berharap para konsumen yang sudah terbiasa mengisi RON 92 karena memilih kualitas akan bertahan,” ujarnya.

Sebelumnya, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan Pertamina Shop (Pertashop), banyak mengalami kerugian bahkan sampai bangkrut karena mereka tidak dapat menjual BBM bersubsidi. Padahal menurut Ahok, Pertashop adalah outlet penjualan Pertamina berskala tertentu yang dipersiapkan untuk melayani kebutuhan konsumen BBM nonsubsidi. 

"Orang di Pertashop hanya bisa isi Pertamax. Pertashop ya bangkrut lah. Lebih banyak orang beli di Pertamini (ketengan)," kata Ahok saat peluncuran Sistem Bukittinggi Hebat dan Kartu Bukittinggi Hebat di rumah dinas Wali Kota Bukittinggi, Senin (9/10/2023).

Karena hanya dapat menjual BBM nonsubsidi, Ahok menyebut aktivitas pembelian BBM di Pertashop tidak ramai. Sehingga Pertashop banyak yang terjerat utang ke bank.

Ahok menjelaskan, pernah ada ide kalau BBM bersubsidi diserahkan saja penyalurannya sepenuhnya ke Pertashop. Ide ini kata dia ditentang oleh pemilik SPBU. Karena pemilik SPBU khawatir bila tidak menjual BBM bersubsidi, mereka juga akan mengalami kerugian.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati pun menyampaikan, usulan para pelaku usaha Pertashop untuk bisa menjual BBM Pertalite bersubsidi tengah dalam pembahasan bersama BPH Migas. Pertamina akan membuka pintu izin bagi Pertashop bila BPH Migas telah memberikan restu. 

“Kami sudah melakukan pembahasan ini dan tadi pagi pun ada pembahasan dengan BPH Migas. Kami sedang melakukan kajian karena diperlukan infrastruktur yang memadai,” kata Nicke dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR, Agustus lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement