REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Prof. Rachmah Ida mengungkapkan alasan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang langsung menunjuk putra Presiden Jokowi, yakni Kaesang Pangarep sebagai ketua Umum menggantikan Giring. Padahal, Kaesang baru saja terjun ke dunia politik dengan bergabung ke PSI.
Ida menilai, sebelum ini Giring sebagai Ketum PSI kurang bisa menarik suara pemilih muda. Sebagai musisi, kompetensi Giring masih menjadi pertanyaan masyarakat, terutama dalam bidang politik.
"Sehingga popularitasnya belum bisa menjadi modal untuk meraih suara pemilih muda. Hadirnya Kaesang mampu mendongkrak reputasi PSI secara masif bagi pemilih muda," ujarnya, Kamis (12/10/2023).
Saat ini, lanjut Ida, PSI berada dalam koalisi partai politik yang mengusung Prabowo sebagai calon presiden (capres). Tentunya keterlibatan Kaesang lewat PSI akan mampu memberikan suara bagi Prabowo. Terlihat dari kepentingannya, strategi tersebut merupakan strategi dalam menyasar pemilih muda.
"Mungkin akan ada politik balas budi, jika Prabowo memenangkan pemilu. Tidak menampik Kaesang akan mendapatkan posisi strategis dalam pemerintahan sebagai bentuk ucapan terima kasih," kata Ida.
Ida menambahkan, manuver politik Kaesang yang bergabung dengan PSI adalah karena kecocokan pandangan politik. Selama ini, PSI adalah partai yang identik dengan anak muda. Selain itu, PSI juga berkesempatan mendulang suara pemilih dari pemilih muda bagi konstituen. Kepemimpinan Kaesang dengan gaya yang merangkul milenial dan gen Z dirasa lebih mudah mengambil suara pemilih muda.
"Melihat PSI sebagai partai kecil dan baru. Kaesang bisa menjadi magnet untuk suara pemilih muda. Terlebih saat ini banyak gen Z yang menilai politik dengan apatis," kata Ida.