REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Cuaca panas diprediksi masih akan terjadi beberapa hari ke depan di Indonesia, termasuk DIY. Terlebih, pada Oktober 2023 ini masih dalam masa puncak musim kemarau di wilayah DIY.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono mengatakan, di puncak musim kemarau ini potensi kebakaran hutan dan lahan di DIY tinggi. Dijelaskan, berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini diidentifikasi adanya pola angin timuran yang masih dominan di atas wilayah Jawa, khususnya DIY, bertiup dari arah timur hingga selatan.
Dari hasil analisis terkini terhadap profil vertikal kelembaban udara pada ketinggian level 850-500 mb, berkisar antara 10–50 persen (cukup kering). Kondisi ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan tidak signifikan di wilayah DIY.
Hal ini, katanya, bisa berdampak pada kekeringan hutan dan lahan. Untuk itu, masyarakat diminta mewaspadai potensi tingginya kebakaran hutan dan lahan di DIY.
"Waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan yang bisa saja terjadi di puncak musim kemarau ini," kata Warjono, Kamis (12/10/2023).
Warjono juga mengimbau masyarakat khususnya di DIY untuk waspada terhadap potensi kekeringan ke depannya. Terlebih, saat ini sudah puluhan kecamatan di DIY yang terdampak bencana kekeringan.
"Waspada potensi kekeringan ke depannya khususnya bagi wilayah yang rawan (terjadi kelangkaan) air (bersih)," ujar dia. Selain itu, masyarakat juga diminta memanfaatkan potensi hujan untuk persediaan air dalam menghadapi kekeringan ke depannya.