REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Ebrahim Raisi membahas konflik Israel-Palestina dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman lewat sambungan telepon. Komunikasi ini merupakan pembicaraan pertama keduanya sejak Teheran dan Riyadh memulihkan hubungan dalam kesepakatan yang ditengahi Cina.
Pembicaraan itu dilakukan saat Israel menggelar serangan udara ke Jalur Gaza. Sebagai balasan atas serangan mendadak kelompok pembebasan Palestina itu ke Israel.
"(Raisi dan Mohammed bin Salman) membahas kebutuhan untuk mengakhiri kejahatan perang terhadap Palestina," kata media Iran, Kamis (12/10/2023).
Sementara itu kantor berita Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan Mohammed bin Salman "menegaskan kembali Kerajaan (Arab Saudi) melakukan semua upaya yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi dengan semua pihak internasional dan regional untuk menghentikan eskalasi."
SPA menambahkan putra mahkota itu juga menegaskan kecaman Arab Saudi atas serangan ke warga sipil dalam bentuk apa pun. Pada Maret lalu Arab Saudi dan Iran sepakat memulihkan hubungan dalam negosiasi yang ditengahi Cina setelah bersitegang selama tujuh tahun.
Ketegangan antara Riyadh dan Teheran mengancam stabilitas dan keamanan di Teluk dan memperkeruh konflik di Timur Tengah mulai dari Yaman sampai Suriah.
Ditanya mengenai sambungan telepon Raisi dan Mohammed bin Salman, pejabat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang mempertahankan dukungan pada Israel dalam memerangi Hamas, mengatakan Washington "terus melakukan kontak dengan pemimpin-pemimpin Arab Saudi."
Pejabat itu menambahkan AS meminta semua mitranya yang memiliki saluran atau hubungan dengan Hamas, Hizbullah di Lebanon atau Iran "untuk meminta Hamas menahan serangan, membebaskan tawanan, meminta Hizbullah (dan) Iran menjauh dari konflik."