Kamis 12 Oct 2023 14:42 WIB

Pimpin Upacara Peringatan Hari Jadi Jatim Ke-78, Khofifah Berpamitan ke Warga

Bersama Wabup Emil Dardak, Khofifah sudah memasuki akhir kepemimpinannya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpamitan kepada masyarakat saat menjadi inspektur Upacara Peringatan Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim yang digelar di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (12/10/2023). Khofifah dan wakilnya, Emil Elestianto Dardak, pamit karena sudah memasuki akhir kepemimpinannya, setelah hampir lima tahun menjabat.

"Bersama Wagub Jatim, Pak Emil Dardak, kami akan pamit kepada panjenengan semua warga Jatim yang luar biasa. Karena Hari Jadi ke-78 ini merupakan tahun terakhir di periode kami saat ini," ujarnya.

Khofifah mengaku sangat mencintai masyarakat Jatim, yang telah menerimanya seperti saudara. Ia pun berharap, apa yang telah dicapai dalam masa kepemimpinanya bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Jatim.

"Dan apa yang belum kami maksimalkan pencapaiannya, saya dan Pak Wagub mohon maaf sebesar-besarnya," kata Khofifah.

Lebih lanjut, Khofifah berharap apa yang telah dilakukan di masa kepemimpinanya, ke depan bisa terus berkelanjutan. "Mudah-mudahan seluruh sustainability dari proses pembangunan di Jatim akan terus kita jaga dan kembangkan bersama. Dirgahayu Jawa Timur, bangkit dan teruslah melaju," tegasnya.

Khofifah menambahkan, berbagai pencapaian dan prestasi yang telah diraih selama ini juga merupakan kinerja dari super team seluruh OPD di Pemprov Jatim. Capaian tersebut juga bisa diraih berkat kolaborasi yang baik dari berbagai elemen yang ada.

"Hanya dengan kekompakan dan soliditas bersama kita dapat bangkit dan berdiri tegak menghadapi berbagai tantangan," kata Khofifah.

Capaian Jatim yang dimaksud Khofifah di antaranya penurunan angka kemiskinan ekstrem. Pada 2020 kemiskinan ekstrem di Jatim berada di angka 4,40 persen. Kemudian menurun di 2021 menjadi 2,23 persen, dan pada 2022 turun lagi menjadi 1,56 persen.

"Jatim juga berhasil mengurangi ketimpangan sosial yang tercermin dari penurunan signifikan gini ratio kita. Hal ini menunjukkan hasil prestasi yang kita capai dilalui dengan jerih payah dan pengorbanan dari seluruh elemen rakyat Jatim," ujarnya.

Selain itu, Jatim menjadi provinsi dengan jumlah desa mandiri terbanyak. Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) 2023, Jatim memiliki 2.800 desa dengan status mandiri, 3.674 desa maju, dan 1.247 desa dengan status berkembang.

"Dari total 11.456 desa mandiri di Indonesia, 24,44 persen desa mandiri ada di Jatim. Terima kasih kepada para kepala desa, camat, bupati serta pendamping desa di Jatim," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement