REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Band asal Yogyakarta, Jikustik, kembali membuat gebrakan usai comeback dengan formasi baru. Baru-baru ini, lagu yang dirilis 10 tahun yang lalu, ‘Pujaan Hatiku’ akan dirilis ulang dengan judul ‘Pujaan Hatiku (Alter Version).
Pencipta lagu ‘Pujaan Hatiku’, Adhitya Bagaskara mengatakan terdapat cerita menarik yang belum diketahui penggemar Jikustik saat laga itu diciptakannya.
"Pernah ada rencana (lagu ini) untuk dinyanyikan oleh seorang penyanyi dangdut yang sangat dikenal di kalangan pecinta musik Indonesia. Hal ini karena beberapa bagian dalam lagu ini memiliki nuansa cengkok Melayu yang kental,” kata Adhit yang merupakan pemain keyboard Jikustik ini dalam siaran pers, Kamis (12/10/2023).
Rencananya, lagu 'Pujaan Hatiku (Alter Version)’ akan menjadi single ketiga dari Mini Album 'Back 4 Good', yang akan dirilis bertahap hingga akhir tahun 2023. Pemberian judul 'Alter Version', menurut Adhit, tidak hanya menunjukkan makna sebagai versi alternatif, tetapi juga memiliki signifikansi khusus bagi Jikustik yang memasuki era ketiga pada tahun 2023.
Adhit menuturkan proses kreatif dalam menciptakan lagu 'Pujaan Hatiku (Alter Version)' yakni melalui serangkaian ide kreatif yang memakan waktu, mengingat karya ini sangat berbeda dari karya-karya sebelumnya yang dikenal dengan melodi dan lirik yang kuat. Menurut dia, keberadaan Icha Aji, yang kini menjadi vokalis utama Jikustik, akhirnya berhasil mengembalikan karya monumental ini ke akar musik Jikustik dari 27 tahun yang lalu.
"Sebagai pencipta lagu, proses menciptakan aransemen dan gaya penyampaian baru dalam lagu ‘Pujaan Hatiku (Alter Version)’ ini begitu memuaskan karena kini lagu ini memiliki nuansa yang sangat berbeda. Saya hampir saja lupa bahwa lagu ini adalah hasil dari karya yang sama dengan yang saya ciptakan 10 tahun lalu,” kata Adhit.
Adhit, yang merupakan keturunan langsung dari pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan tersebut mengatakan lagu ‘Pujaan Hatiku (Alter Version)’ memiliki makna mendalam bagi setiap anggota Jikustik. Seiring dengan usia 27 tahun di industri musik dan memasuki era ketiga perjalanan panjang Jikustik, hubungan di antara anggota band mengalir begitu alami. Ia mengatakan karya yang dihasilkan bukan hanya tentang rekayasa musikalitas semata, tapi juga tentang kenyamanan berkarya bersama dalam sebuah keluarga.
"Sebagai musisi, seluruh personel Jikustik memberikan yang terbaik untuk menciptakan karya ini. Khususnya Icha, yang berhasil membawakan lagu ini dengan begitu sempurna, menambahkan nuansa magis yang luar biasa. Semangat kami dalam 'Pujaan Hatiku (Alter Version)' seakan membawa saya kembali ke tahun 1996, di mana mimpi-mimpi kami sebagai musisi berada di puncak tertinggi," kata Carlo, pemain drum dari Jikustik.