Kamis 12 Oct 2023 23:29 WIB

Khawatir Serangan Darat Israel, Warga Gaza Antre Beli Makanan

Israel berencana melancarkan serangan udara baru dan mempersiapkan serangan darat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Anak-anak Palestina yang terluka akibat serangan Israel menangis di luar rumah sakit di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, Kamis, 12 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Anak-anak Palestina yang terluka akibat serangan Israel menangis di luar rumah sakit di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, Kamis, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Warga Palestina berbaris di luar toko roti dan toko kelontong di Gaza pada Kamis (12/10/2023), setelah menghabiskan malam dikelilingi reruntuhan lingkungan yang hancur akibat pemadaman listrik total. Dilansir Gulf News, Kamis (12/10/2023), antrean terbentuk di luar toko roti dan toko kelontong selama beberapa jam.

Di sisi lain, warga Palestina di Gaza menghadapi kondisi di mana satu-satunya pembangkit listrik di Gaza kehabisan bahan bakar dan mati.

Baca Juga

Hanya menyisakan lampu yang ditenagai oleh generator swasta yang tersebar. Puluhan ribu orang memadati sekolah-sekolah yang dikelola PBB sementara yang lain tinggal bersama kerabat atau bahkan orang asing yang mengizinkan mereka masuk.

Israel berencana melancarkan serangan udara baru dan mengatakan sedang mempersiapkan kemungkinan invasi atau operasi darat. Kelompok bantuan internasional memperingatkan bahwa jumlah korban meninggal di Gaza bisa meningkat setelah Israel menghentikan semua pengiriman makanan, air, bahan bakar dan listrik dan penutupan jalur penyeberangan wilayah kecil itu dengan Mesir.

Letkol Richard Hecht, juru bicara militer Israel, mengatakan pasukannya sedang mempersiapkan manuver darat jika diputuskan, namun para pemimpin politik belum memerintahkannya. Serangan darat di Gaza, yang berpenduduk 2,3 juta jiwa di sebidang tanah yang panjangnya hanya 40 km, kemungkinan akan menimbulkan lebih banyak korban jiwa di kedua belah pihak dalam pertempuran brutal dari rumah ke rumah.

Ketika Israel menggempur Gaza, pejuang Hamas telah menembakkan ribuan roket ke Israel sejak serangan akhir pekan mereka. Militan di wilayah tersebut juga menahan sekitar 150 orang dari Israel. Warga Palestina yang melarikan diri dari serangan udara terlihat berlarian di jalan-jalan, membawa barang-barang mereka dan mencari tempat yang aman.

Israel melancarkan serangan udara baru dan mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan kemungkinan invasi darat. Kelompok bantuan internasional memperingatkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza bisa meningkat setelah Israel menghentikan semua pengiriman makanan, air, bahan bakar dan listrik dan penutupan jalur penyeberangan wilayah kecil itu dengan Mesir.

Pemerintah Israel berada di bawah tekanan publik yang kuat untuk menggulingkan kelompok militan tersebut dibandingkan terus mencoba memendamnya di Gaza setelah empat konflik sebelumnya berakhir dengan Hamas masih memegang kendali penuh atas wilayah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement