REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) terus aktif meningkatkan pemahaman mengenai literasi keuangan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Indonesia Timur. Salah satu upaya Jamkrindo untuk mendorong digitalisasi UMKM adalah melalui workshop, yang digelar di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Workshop dengan tema 'Mengelola Laporan Keuangan bagi UMKM dan Sosialisasi Platform UMKM Layak' ini berlangsung di Barugae Rujab Walikota Parepare, Lappade, Ujung, Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Wakil Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan II Jamkrindo, Anggit Murdiwibowo menjelaskan workshop kali ini diikuti oleh 60 peserta dari Kota Parepare.“Kegiatan ini adalah bentuk dari konsultasi manajemen dan pemberdayaan UMKM dalam program UMKM Layak di Indonesia Timur,” kata Anggit melalui siaran pers, Kamis (12/10/2023).
Tujuan utama dari workshop ini untuk membantu para peserta memahami situasi keuangan usaha serta memberikan solusi alternatif untuk masalah yang dihadapi. Salah satu poin penting yang disoroti adalah pentingnya memahami perbedaan antara pemasukan dan pengeluaran, serta memilah antara kebutuhan dan keinginan.
“Pendapatan aktif mencakup gaji dan laba usaha, sedangkan pendapatan pasif melibatkan saham dan obligasi yang bisa menjadi pilihan,” ujarnya. Workshop ini juga membahas langkah-langkah dalam mendiagnosis kesehatan keuangan UMKM. Pertama, pelaku UMKM harus memeriksa kesehatan keuangan.
Pelaku UMKM harus mampu mengelola pendapatannya dengan bijak dan memiliki aset yang lebih besar daripada utang. Langkah berikutnya bijaksana dalam menggunakan anggaran dengan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan.
Dengan memahami metode pengecekan ini, pelaku UMKM diharapkan akan lebih cerdas dalam menggunakan uangnya untuk hal-hal yang produktif.
Terakhir, pelaku UMKM dapat melakukan diagnosis keuangan dengan mengacu pada tiga aspek utama: jumlah dana di tabungan harus enam kali dari pengeluaran bulanan, cicilan utang per bulan tidak boleh lebih dari 30 persen dari pendapatan bulanan, dan kebiasaan menabung minimal 10 persen dari laba usaha secara rutin.
Pada era digital, Jamkrindo juga mendorong pelaku UMKM untuk melakukan digitalisasi laporan keuangan. Dengan mencatat transaksi keuangan secara digital, diharapkan para pelaku UMKM dapat melakukan berbagai transaksi keuangan tanpa harus memiliki pengetahuan mendalam tentang dasar-dasar akuntansi.
Salah satu peserta, Afif, pemilik MOKO Donuts menyatakan materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM di Kota Parepare. “Menurut saya, workshop ini sangat bermanfaat karena selain materi pengelolaan keuangan, juga ada pembahasan mengenai optimasi Google Maps dari Jamkrindo. Ini sangat berguna bagi pelaku UMKM, terutama di Kota Parepare, dalam pengembangan bisnis ke depannya,” ujarnya.