Jumat 13 Oct 2023 07:31 WIB

Pemukim Israel Tembak Dua Warga Palestina yang Sedang Hadiri Pemakaman di Tepi Barat

Ketegangan meningkat di wilayah pendudukan Tepi Barat sejak Hamas menyerang Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Pemandangan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Pemandangan pemukiman Yahudi di Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pemukim Israel membunuh seorang pria Palestina dan putranya di wilayah pendudukan Tepi Barat ketika sedang menghadiri prosesi pemakaman. Ibrahim Al-Wadi dan putranya Ahmed Al-Wadi gugur pada Kamis (12/10/2023), ketika pemukim melepaskan tembakan di sebuah pemakaman warga Palestina.

Ibrahim dan Ahmed sedang menghadiri pemakaman empat warga Palestina yang dibunuh  oleh pemukim dan tentara Israel di Desa Qusra dekat Nablus pada Rabu (11/10/2023). Ibrahim dan Ahmed dibunuh ketika sekelompok pria Palestina mencoba menyingkirkan ban mobil yang dipasang di jalan oleh pemukim Israel untuk menghalangi prosesi pemakaman.

Baca Juga

Saudara laki-laki Ibrahim, Abdul Azim, mengatakan Ibrahim dan Ahmed bersama dengan pria Palestina lainnya berhadapan dengan pemukim Israel, ketika mereka mencoba membuka jalan menuju pemakaman.  Dia mengatakan, beberapa pria menyingkirkan batu untuk membersihkan jalan.

"Tentara Israel turun tangan pada saat itu," kata Azim.

Tentara Israel maupun pemukim menembaki warga Palestina yang menghadiri pemakaman, dan membunuh ayah dan anak tersebut. Koresponden Aljazirah, Ayman Nobani telah berbicara dengan Ibrahim pada Rabu melalui telepon setelah empat warga Palestina ditembak hingga wafat.

Ibrahim mengatakan, serangan pemukim terhadap warga Palestina di Qusra bersifat sistemik. Kekerasan telah terjadi sebelum perang Israel-Hamas meletus pada Sabtu (7/10/2023).

Empat pembunuhan pada Rabu terjadi setelah sejumlah besar pemukim menyerbu rumah Mahmoud Odeh, seorang warga Palestina yang dibunuh oleh para pemukim pada 2017. Untuk melindungi keluarganya, putra Odeh, Awad, naik ke atap rumah untuk meminta dukungan dari warga lain di desa tersebut.

Ketika orang-orang tiba, para pemukim dan tentara Israel meluncurkan tembakan langsung ke tubuh bagian atas para pria. Serangan ini melukai sedikitnya 11 orang, termasuk anak-anak.

Awad, yang masih berada di atap, tertembak di bagian leher dan rahang.  Awad segera dibawa ke rumah sakit di Ramallah dengan kondisi serius namun stabil.  Empat orang lainnya yaitu Abada Odeh, Moaz Odeh, Musab Abu Rida dan seorang anak yang diidentifikasi sebagai Hassan Odeh meninggal dunia dalam serangan itu.

Ibrahim mengatakan, setidaknya tiga warga Palestina lainnya terluka akibat peluru tajam yang ditembakkan tentara Israel.  Dia mengatakan, para pemukim di kawasan itu telah mengancam akan menghancurkan warga Qusra.

“Kekhawatiran muncul karena desa tersebut dikelilingi oleh enam pemukiman di sisi selatan dan timur. Mereka mengambil keuntungan dari perang yang sedang berlangsung dan perlindungan yang tersedia bagi mereka untuk melaksanakan rencana mereka," ujar Ibrahim pada Rabu.

Ketegangan meningkat di wilayah pendudukan Tepi Barat sejak Sabtu ketika pejuang Hamas melancarkan serangan mengejutkan di wilayah Israel. Kemudian Israel membalas serangan Hamas dengan pemboman tanpa henti di Jalur Gaza yang terkepung.

Setidaknya 1.400 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 6.200 orang terluka di Gaza. Sementara setidaknya 27 warga Palestina gugur dalam serangan tentara Israel di Tepi Barat sejak Sabtu.  Serangan yang dilakukan oleh pemukim juga dilaporkan telah menyebabkan beberapa warga Palestina di wilayah tersebut meninggal dunia.

Koresponden Aljazirah di Ramallah, Nida Ibrahim mengatakan, serangan pemukim terhadap warga Palestina rata-rata terjadi tiga kali sehari.  Ada lebih dari 800 serangan serupa sejak awal tahun ini.

“Ini adalah kejahatan.  Ini adalah tindakan genosida dan pembunuhan berdarah dingin yang tidak memiliki pembenaran,” kata Mahmoud Al Aloul, wakil presiden Gerakan Fatah ketika dia berdiri di depan Rumah Sakit Bedah Rafidia di Nablus setelah pembunuhan Ibrahim dan putranya pada Kamis.

“Itu adalah pemakaman bagi para martir, dan orang-orang yang menghadiri pemakaman tersebut juga ditembak, sehingga menyebabkan lebih banyak lagi martir. Ini adalah ciri utama pendudukan Israel, negaranya, dan pemukimnya.  Tindakan mereka selalu menegaskan bahwa kita tidak punya pilihan selain melawan, menolak kebijakan mereka yang bertujuan untuk memusnahkan rakyat Palestina," ujar Al Aloul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement