Jumat 13 Oct 2023 12:40 WIB

Militer Israel Perintahkan 1,1 Juta Penduduk Gaza Pindah Ke Wilayah Selatan

Perintah Israel ini dikhawatirkan warga Gaza sebagai pendahuluan dari serangan darat.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina meninggalkan rumah mereka menyusul serangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, Kamis, 12 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina meninggalkan rumah mereka menyusul serangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, Kamis, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan militer Israel telah menginformasikan pada Kamis (12/10/2023) malam bahwa separuh penduduk atau 1,1 juta warga Palestina di Gaza harus pindah ke daerah selatan kantong tersebut dalam waktu 24 jam ke depan.

Perintah Israel ini dikhawatirkan oleh warga Palestina sebagai pendahuluan dari serangan darat Israel yang direncanakan menyusul serangan militan Hamas yang mematikan.

Baca Juga

Para pejabat PBB di Gaza "diberitahu oleh perwira penghubung mereka di militer Israel bahwa seluruh penduduk Gaza di utara Wadi Gaza harus pindah ke Gaza selatan dalam waktu 24 jam ke depan," kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan di New York.

"Jumlahnya sekitar 1,1 juta orang," tambah Dujarric, atau hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza. Wilayah di utara Wadi Gaza termasuk Kota Gaza, kota terbesar di daerah kantong tersebut.

Dujarric mengatakan bahwa PBB "menganggap mustahil gerakan semacam itu terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan."

Militer Israel tidak segera memberikan komentar atas peringatan tersebut, yang muncul ketika Israel mengerahkan tank-tanknya di dekat perbatasan Gaza dan menggempur daerah kantong tersebut dengan serangan udara.

Namun, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan bahwa peringatan itu telah disampaikan. Tanggapan PBB, terhadap peringatan dini Israel kepada penduduk Gaza sangat memalukan, kata Erdan.

Erdan mengatakan bahwa PBB seharusnya fokus untuk mengutuk Hamas dan mendukung hak Israel untuk membela diri.

Salama Marouf, kepala kantor media pemerintah Hamas, mengatakan bahwa peringatan relokasi tersebut merupakan upaya Israel "untuk menyiarkan dan menyebarkan propaganda palsu, yang bertujuan untuk menebarkan kebingungan di antara warga dan merusak kohesi internal kami."

"Kami mengimbau warga kami untuk tidak terlibat dalam upaya-upaya ini," kata dia menambahkan.

Israel merespon serangan Hamas dengan mengepung Gaza dan melancarkan kampanye pengeboman yang menghancurkan seluruh wilayah. Otoritas Gaza mengatakan lebih dari 1.500 warga Palestina gugur.

Dujarric mengatakan perintah dari militer Israel juga berlaku untuk semua staf PBB dan mereka yang berlindung di fasilitas PBB, termasuk sekolah, pusat kesehatan, dan klinik.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement