Jumat 13 Oct 2023 16:11 WIB

Militer Israel Bersiap Perang di Gaza

Menurut militer Israel, pejuang Hamas sedang bersembunyi di Kota Gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina mengevakuasi korban luka pascaserangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, Kamis, 12 Oktober 2023.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina mengevakuasi korban luka pascaserangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah, Jalur Gaza selatan, Kamis, 12 Oktober 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel mengumpulkan tank di dekat Jalur Gaza menjelang invasi darat yang diperkirakan akan segera terjadi. Sebelumnya mereka telah menyerukan agar semua warga sipil Kota Gaza untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam.

“Sekarang adalah waktunya untuk berperang,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Kamis (13/10/2023).

Baca Juga

Militer Israel mengatakan akan beroperasi secara signifikan di Kota Gaza dalam beberapa hari mendatang. Warga sipil hanya dapat kembali ketika ada pengumuman lain.

“Warga sipil Kota Gaza, evakuasi ke selatan demi keselamatan Anda sendiri dan keluarga Anda dan jauhkan diri Anda dari Hamas yang menggunakan Anda sebagai tameng manusia,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

Menurut militer Israel, pejuang Hamas sedang bersembunyi di Kota Gaza. Mereka berada di dalam terowongan di bawah rumah dan di dalam bangunan yang dihuni oleh warga sipil Gaza yang tidak bersalah.

Seorang pejabat Hamas mengatakan, peringatan relokasi Gaza adalah propaganda palsu dan mendesak warga untuk tidak tertipu. Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap perpindahan orang seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan.

Israel telah berjanji memusnahkan kelompok Hamas yang memimpin serangan tidak terduga pada 7 Oktober 2023. Namun, invasi darat ke Gaza menimbulkan risiko serius karena Hamas menyandera sejumlah warga yang diculik dalam serangan tersebut.

Panglima militer Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan, pelajaran dapat diambil dari kegagalan keamanan di sekitar Gaza yang memungkinkan serangan tersebut. “Kami akan belajar, menyelidiki, tapi sekarang adalah waktunya perang,” katanya.

Jalur Gaza adalah rumah bagi 2,3 juta orang telah dikepung oleh Israel. Israel telah menyerang sasaran Hamas di wilayah tersebut dan membunuh lebih dari 1.500 warga Palestina dalam serangan balasan sejak serangan akhir pekan lalu. Militer Israel mengatakan menyerang 750 sasaran militer di Gaza utara semalam, termasuk terowongan Hamas, kompleks militer, tempat tinggal para agen senior dan gudang penyimpanan senjata.

“Penderitaan manusia yang disebabkan oleh eskalasi ini sangat menjijikkan, dan saya mohon kepada semua pihak untuk mengurangi penderitaan warga sipil,” kata Direktur Regional Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Fabrizio Carboni.

Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) mengatakantelah merelokasi pusat operasi dan staf internasionalnya ke selatan Gaza. “Kami mendesak Pemerintah Israel untuk melindungi semua warga sipil di tempat penampungan UNRWA termasuk sekolah,” kata badan tersebut melalui platform media sosial X.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement