REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sekitar 13 sandera Israel dan warga negara asing yang ditahan di Jalur Gaza utara meninggal dalam serangan udara yang dilakukan oleh Israel dalam 24 jam terakhir. Israel mengatakan, Hamas telah menyandera lebih dari 150 orang, termasuk warga sipil dan pasukan keamanan.
“13 sandera ... termasuk warga negara asing meninggal di lima lokasi yang menjadi sasaran jet tempur Israel," kata pasukan sayap militer Hamas Brigade Al Qassam dalam sebuah pernyataan pada Kamis (13/10/2023) dikutip dari Alarabiyah.
Israel melancarkan serangan udara dan artileri ke Jalur Gaza yang diblokade, meratakan bangunan dan membunuh lebih dari 1.500 orang. Menurut kantor media Hamas di Gaza, sedikitnya 500 anak termasuk di antara korban serangan tersebut.
Brigade Al Qassam telah memperingatkan pekan ini, bahwa setiap penargetan terhadap rakyat Gaza tanpa peringatan akan berakibat pada eksekusi salah satu sandera sipil. Namun, hingga saat ini belum ada kabar tindakan itu dilakukan dan hanya ada laporan korban dari serangan Israel sendiri.
Padahal, Israel telah berulang kali meminta sandera yang berada di Gaza dilepaskan. Namun mereka sendiri pula yang terus menyerang hingga menimbulkan korban jiwa kepada sadera itu.
Tel Aviv menegaskan, tidak akan ada jeda dalam pengepungan Jalur Gaza untuk mendapatkan bantuan atau evakuasi sampai semua sanderanya dibebaskan. Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.