Jumat 13 Oct 2023 18:40 WIB

MUI Serukan Umat Islam Galang Bantuan untuk Perjuangan Palestina

MUI mengatakan bantuan untuk Palestina harus tepat sasaran.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah pengunjuk rasa dari Forum Umat Islam Semarang (FUIS) melakukan aksi solidaritas bela rakyat Palestina di depan Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/10/2023). Mereka meminta pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil langkah nyata dan tegas dalam membantu rakyat Palestina memperjuangkan haknya untuk menjadi bangsa yang merdeka.
Foto: Antara/Makna Zaezar
Sejumlah pengunjuk rasa dari Forum Umat Islam Semarang (FUIS) melakukan aksi solidaritas bela rakyat Palestina di depan Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/10/2023). Mereka meminta pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengambil langkah nyata dan tegas dalam membantu rakyat Palestina memperjuangkan haknya untuk menjadi bangsa yang merdeka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  MUI menyerukan kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk menggalang bantuan kemanusiaan melalui masjid, lembaga pendidikan, ormas Islam, lembaga filantropi yang legal guna memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban dan perjuangan kemerdekaan bagi bangsa Palestina. 

 

Baca Juga

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan bantuan harus tepat sasaran. 

 

"Selama ini  bantuan dari MUI langsung disalurkan ke sana. Koordinasi dengan kedutaan. Jadi semua proses kita terjamin keamanannya. Koordinasi dengan Kemenlu di sana dan perwakilan Indonesia di sana sangat penting. Saat ini ormas lain seperti Muhammadiyah sudah mulai bergerak," ujar dia dalam konferensi pers di kantor Pusat MUI, Jumat (13/10/2023).

 

Dia menjelaskan dalam peristiwa serangan Palestina ini, Hamas sudah jauh hari menyiapkan diri. Hamas itu organisasi sosial kemanusiaan dan pendidikan seperti Ikhwanul Muslimin. 

 

"Kemudian jadi kekuatan politik menang pemilu di Gaza. Saat ini penguasa Gaza adalah Hamas bukan Fatah,"ujar dia.

 

Sedangkan Fatah cenderung mendengar dengan berbagai pertimbangan. Selama ini tidak ada peperangan sedahsyat ini sehingga kekuatan militer Hamas sekarang dipertimbangkan termasuk AS.

 

Dia menduga negara-negara Uni Arab akan berpikir dua kali lagi atau mereview atau cemas soal normalisasi dengan Israel. Terkait gertakan dari dunia Barat, menurut Sudarnoto sudah terbiasa. 

 

Hamas sepertinya sudah siap dengan perang panjang. Tapi dunia akan melihat akan jadi problem global karena menghabiskan banyak energi dan negara akan dirugikan. 

Tapi ini bagian dari daya saing Hamas. Kemampuan pertempuran sekarang telah mendapat respon global. Dia mencontohkan AS sudah ada aksi lintas agama atau kepercayaan yang telah berhasil menarik simpati global. 

 

Meski mendukung perjuangan Hamas, MUI tetap berharap ada jalan yg baik. Meskipun Hamas ingin meruntuhkan Israel. Tapi secara moderat dapat membuka jalan perdamaian. 

 

Salah satunya mengajak negara yang bergabung bersama OKI dan negara di berbagai belahan dunia untuk melakukan dukungan atas kemerdekaan Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat. Mendorong OKI untuk melakukan pertemuan darurat membahas langkah-langkah strategis mendorong proses perdamaian.

 

MUI mendukung segala bentuk ikhtiar bangsa Palestina untuk merdeka, berdaulat demi mewujudkan rasa kemanusiaan yang adil dan beradab. Upaya perdamaian salah satunya didasarkan kepada resolusi PBB tentang solusi dua negara atau two state solution

 

Oleh karena itu, peperangan harus dihentikan dan seluruh pasukan ditarik mundur. Israel juga harus memberikan seluruh hak haknya kepada bangsa Palestina sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka. Tidak boleh ada negara yang memprovokasi untuk berlanjutnya perang untuk mendukung Zionis dalam menganeksasi wilayah Palestina.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement