REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kebutuhan jagung di wilayah Provinsi Jawa Timur sepanjang 2023 masih cukup tinggi, terutama untuk pakan ternak. Secara total, kebutuhannya mencapai 4,152 juta ton.
"Sedangkan untuk konsumsi sekitar 89 ribu ton. Artinya kebutuhan terbesar adalah untuk pakan ternak," ujarnya,Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Dydik Rudy Prasetya, Jumat (13/10/2023).
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut, lanjut Rudy, pada 2023 ada beberapa program yang dijalankan untuk mendukung peningkatan produksi jagung. Sasaran luas panen jagung Jatim pada 2023 ditargetkan seluas 1,2 juta hektare dengan sasaran produksi minimal 6,8 juta ton.
"Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain memberikan fasilitasi bantuan benih jagung hibrida serta pengembangan jagung wilayah khusus di lahan kering," kata Rudy.
Ia menambahkan, untuk perkembangan harga jagung sepanjang 2023 cukup stabil dengan rata-rata Rp 5.500 per kilogram untuk jagung pipilan kering. Kestabilan harga tersebut membuat budi daya jagung masih cukup menjanjikan bagi petani.
Apalagi, lanjut dia, jagung juga termasuk dalam komoditas C4 yang adaptif terhadap faktor pembatas. "Misalnya kondisi curah hujan yang rendah, jadi untuk kondisi musim kemarau seperti saat ini cukup toleran untuk ditanam," ujarnya.
Seperti diketahui, Jatim selain sebagai produsen padi terbesar nasional, juga merupakan produsen komoditas strategis lainnya seperti jagung. Berdasarkan data BPS, sepanjang 2022, produksi jagung Jatim mencapai 7,385 juta ton pipilan kering.
"Meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya 7.014 juta ton pipilan kering," jelas dia.