Sabtu 14 Oct 2023 07:29 WIB

Meningkat, Penderita Diabetes Melitus di Batang Capai 9.304 Orang

Penyakit ini biasanya muncul karena kombinasi faktor keturunan dan lingkungan.

Diabetes (Ilustrasi)
Foto: Huffingtonpost
Diabetes (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mencatat hingga akhir September 2023 ada 9.304 warga mengalami diabetes melitus (diabetes tipe 2) atau meningkat dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 7.838 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didiet Wisnuhardanto mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kasus diabetes tipe 2 ini seperti risiko kurang berolahraga, diet yang tidak seimbang dan mengonsumsi gula berlebihan, pola makan yang tidak teratur, serta konsumsi makanan tinggi kalori secara berlebihan.

"Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah penyakit diabetes ini adalah menerapkan pola hidup sehat, istirahat cukup dengan tidur 7-8 jam sehari, berpikiran positif, serta kelola stres dengan berekreasi," katanya.

Selain itu, kata dia, melakukan pengecekan kondisi kesehatan secara rutin seperti cek tekanan darah/tensi, timbang berat badan, ukur lingkar perut, dan cek gula darah.

Didampingi Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Aditya Rakhmandanu dikatakan, para penderita diabetes melitus sebaiknya meninggalkan kebiasaan buruk seperti berhenti merokok maupun menghilangkan asap rokok di dalam ruangan.

Bagi penderita diabetes melitus, kata dia, agar membiasakan diri berolahraga minimal 30 menit per hari dalam 3-5 kali per pekan, mengurangi makanan atau minuman yang mengandung kadar gula tinggi atau pemanis buatan, batasi konsumsi gula dengan tidak melebihi empat sendok makan per orang per hari.

Ia mengatakan diabetes melitus tipe 2 biasanya muncul karena kombinasi faktor keturunan dan faktor lingkungan. Artinya, faktor keturunan yang dimaksud bukan sekadar peran genetik, melainkan dipengaruhi gaya hidup bersama di dalam keluarga.

Misalnya, pola makan sehari-hari yang tidak teratur, minim akses kesempatan berolahraga karena tempat tinggal jauh dari tempat olahraga, atau tidak ada budaya olahraga di rumah.

"Selain itu, ada juga kaitan antara faktor keturunan dan penyakit diabetes gestasional. Bayi yang lahir dari ibu hamil dengan diabetes gestasional, saat lahir berisiko terkena penyakit diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit jantung," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement