REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut bahwa aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih cukup tinggi dalam sepekan terakhir. Hal ini terlihat dari guguran lava dan intensitas kegempaan yang masih cukup tinggi.
Berdasarkan pengamatan aktivitas Merapi yang dilakukan pada 6-12 Oktober 2023, BPPTKG mencatat 163 guguran lava. Guguran ini mengarah ke selatan dan barat daya, yang meliputi 18 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.600 meter, dan 145 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter.
"Suara guguran terdengar 31 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Sabtu (14/10/2023).
Agus menyebut bahwa kegempaan dalam sepekan terakhir tercatat adanya 24 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB). Selain itu, kali gempa Fase Banyak (MP) tercatat mencapai 2.135 kali, 943 kali gempa Guguran (RF), dan 11 kali gempa Tektonik (TT).
Dari pengamatan tersebut, gempa Fase Banyak (MP) tercatat paling banyak terjadi dalam sepekan terakhir. Hal ini, kata Agus, menandakan adanya kenaikan aktivitas magmatik.
"Intensitas kegempaan minggu ini masih tinggi, terutama gempa MP yang mengindikasikan adanya kenaikan aktivitas magmatik di kedalaman kurang dari 1,5 kilometer dari puncak," jelasnya.
Sementara itu, untuk laju deformasi Merapi, BPPTKG mencatat adanya pemendekan jarak tunjam. Laju deformasi ini dilihat melalui pemantauan yang dilakukan menggunakan electronic distance measurement (EDM).
"Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak tunjam rata-rata sebesar 0,5 sentimeter per hari," ujar Agus.