REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Liga Arab menuding Israel menggunakan kekuatan militer secara brutal untuk menyerang warga sipil di Gaza. Tindakan tersebut digambarkan sebagai tindakan balas dendam yang mengerikan.
"Apa yang dilakukan Israel adalah tindakan balas dendam yang mengerikan yang mengandalkan penggunaan kekuatan militer secara brutal untuk menghukum penduduk dan warga sipil yang tidak berdaya di Gaza. Ini dilakukan melalui penargetan acak,” kata Liga Arab dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres seperti dilansir di Al Arabiya, Sabtu (14/10/2023).
Liga Arab juga meminta PBB untuk menggunakan kekuatan politik yang bermoral untuk mencegah kejahatan perang baru yang direncanakan Israel untuk dilakukan sebagai bagian dari kampanye berdarah yang memalukan terhadap Gaza. Yakni dengan meminta penduduk untuk segera pindah ke selatan.
Kejahatan baru ini dinilai merupakan pelanggaran mencolok terhadap Pasal 49 Konvensi Jenewa IV. Adapun pemindahan paksa penduduk Gaza akan mengakibatkan penderitaan tanpa akhir bagi umat Muslim di Palestina.
Israel melancarkan operasi di Jalur Gaza, setelah kelompok Palestina Hamas menyerbu perbatasan selatannya pada akhir pekan dan menewaskan lebih dari 1.200 orang. Israel sejak itu terus menggempur sasaran Hamas di Jalur Gaza, yang menewaskan 1.537 orang.
Sebelumnya pada hari Jumat, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan otoritas kesehatan setempat di Gaza telah memberitahu mereka bahwa tidak mungkin mengevakuasi pasien rumah sakit yang rentan dari Gaza utara setelah Israel meminta warga sipil untuk pindah ke selatan dalam waktu 24 jam.
Eropa dan Amerika yang bermuka ganda
Negara-negara di Eropa serta Amerika secara tegas memberikan dukungan untuk Israel. Mereka justru menuding Hamas adalah teroris dan biang kekacauan. Eropa dan Amerika bahkan tidak mau membuka mata tentang apa yang terjadi di Jalur Gaza dan Palestina.
Jika pendukung pro Israel dipersilakan melakukan demonstrasi, beda halnya dengan para pendukung pro Palestina. Di Eropa, sejumlah pendukung Palestina dilarang untuk melakukan demonstrasi hingga mendapatkan intimidasi. Sedangkan untuk para pendukung Israel, justru sebaliknya.