REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pesawat-pesawat tempur Israel melakukan serangan udara intensif di Gaza Utara dengan sejumlah korban berjatuhan. Serangan tersebut menargetkan beberapa rumah dan fasilitas di kamp pengungsi Jabalia dan lingkungan Al-Mashrooh di Beit Lahia, menurut seorang wartawan Anadolu.
Puluhan warga Palestina dilaporkan meninggal dalam serangan tersebut. Kementerian Kesehatan Palestina menyebut, sekitar 300 warga Palestina meninggal hanya dalam serangan Israel pada Sabtu, sebagian besar anak-anak dan perempuan. Sementara itu, 800 lainnya terluka.
Dilansir dari Anadolu, Ahad (15/10/2023), tentara Israel juga melanjutkan penembakan artileri dari kapal-kapal tempur dan tank-tank di sepanjang Jalur Gaza timur dan barat, demikian koresponden Anadolu melaporkan.
Anadolu juga melaporkan bahwa sebuah roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke arah Kota Ashkelon, Israel selatan, wilayah yang berdekatan dengan jalur tersebut.
Pada Jumat, militer Israel memperingatkan 1,1 juta penduduk di Gaza utara untuk mengungsi "dalam waktu 24 jam" dan pindah ke selatan. Sedangkan, PBB memperingatkan bahwa mustahil bagi warga Palestina untuk mematuhi perintah untuk meninggalkan wilayah utara tanpa "konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan."
Satu minggu yang lalu, pasukan Israel melancarkan kampanye militer yang berkelanjutan dan kuat terhadap Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan militer oleh kelompok Palestina Hamas di wilayah Israel.
Konflik dimulai pada hari Sabtu lalu ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsha-sebuah serangan mengejutkan bagi Israel. Serangan yang terdiri dari rentetan peluncuran roket dan penyusupan ke Israel melalui jalur darat, laut, dan udara.
Hamas mengatakan bahwa operasi ini merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Militer Israel kemudian membalas dengan meluncurkan Operasi Pedang Besi terhadap target-target Hamas di Jalur Gaza.
Namun aksi balasan tersebut telah meluas menjadi pemutusan pasokan air dan listrik ke Gaza. Israel semakin brutal dengan memperburuk kondisi kehidupan di daerah yang telah mengalami pengepungan yang melumpuhkan sejak 2007.
Lebih dari 3.300 orang telah terbunuh sejak pecahnya konflik tersebut termasuk 1.900 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.