Ahad 15 Oct 2023 10:34 WIB

Sisi Lain dari Perjalanan Nabi Muhammad dari Palestina ke Sidratul Muntaha

Perjalanan Nabi Muhammad dari Palestina ke Sidratul Muntaha dalam Isra Miraj.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Sisi Lain dari Perjalanan Nabi Muhammad dari Palestina ke Sidratul Muntaha. Foto: Ilustrasi Isra Miraj
Foto: MGIT03
Sisi Lain dari Perjalanan Nabi Muhammad dari Palestina ke Sidratul Muntaha. Foto: Ilustrasi Isra Miraj

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Baitul Maqdis di Palestina ke Sidratul Muntaha merupakan peristiwa Isra Mi'raj. Pada peristiwa itu selain terdapat perintah sholat lima waktu, ada sisi lain yang menarik yang dapat dipetik dari perjalanan Nabi Muhammad SAW saat itu. 

Dalam kitab Syaharah Al Kawn Ibnu Arabi yang ditahkik dan diterjemahkan oleh KH Zainul Maarif menjabarkan perjalanan Isra Mi'raj Nabi dari sudut pandang filsafat dan logika. Kitab Syajarah Al-Kawn Ibnu Arabi sendiri secara menarik membahas mengenai kosmologi dan sirah Nabi Muhammad SAW melalui sudut pandang tasawuf. 

Baca Juga

Misalnya, pembahasan tentang bagaimana perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi'raj secara deskriptif. Menurut yang dijabarkan dalam Syajarah Al-Kawn, Nabi Muhammad SAW diisramirajkan karena Nabi adalah inti semesta. 

Sejauh semesta hadir karena hakikat cahaya Nabi Muhammad SAW, semesta ingin berterima kasih kepadanya. Para malaikat dan Arsy (singgasana langit) merindukan perjumpaan dengan Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itulah, Nabi dihadirkan ke langit melalui perjalanan Isra Miraj yang sangat bersejarah di hati umat Muslim. 

Biasanya jika Buraq dinyatakan sebagai kendaraan Isra Mi'raj, di dalam Syajarah Al-Kawn, buraq itu hanyalah satu dari enam kendaraan Nabi dalam Isra Mi'raj. Meski demikian dijabarkan pula, buraq merupakan kendaraan pertama yang digunakan Nabi untuk berpindah dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement