REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Gapoktan Tebu Tulungagung menandatangani perjanjian kerja sama dengam PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim.
Direktur Mikro, Ritel, dan Menengah Bank Jatim, R Arief Wicaksono menjelaskan, kerja sama tersebut merupakan bagian dari dukungan perseroan terhadap program-program pemerintah. Utamanya dalam mewujudkan ketahanan pangan dan menyejahterakan kehidupan petani.
"Perjanjian kerja sama yang ditandatangani berkaitan dengan pemanfaatan produk kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank Jatim kepada Gapoktan Tebu di Tulungagung dengan harapan dapat meningkatkan hasil petani, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas tebu," ujar Arief, Ahad (15/10/2023).
Ketua Gabungan Kelompok Tani Tebu Inti Rosan Makmur Sentosa M Setiadi menjelaskan, keberadaan gabungan kelompok tani dibentuk untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sehari-hari. Seperti pola tanam tebu yang baik dan benar, pengolahan tanah yang benar, perawatan masa tumbuh tanaman tebu, hingga pemupukan yang sesuai.
"Sehingga bisa mendapatkan panen yang sesuai dengan standar teknis dan standar baku giling," kata Setiadi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi inovasi teknologi yang diinisiasi Gapoktan Tebu Inti Rosan dan PT Inti Rosan Makmur Sentosa Tulungagung. Dengan inovasi yang dihasilkan, petani tebu di Tulungagung mampu memproduksi atau melakukan penggilingan tebu sepanjang setahun.
"Saya sering keliling ke pabrik gula baik di Jawa Timur maupun di daerah lain di Indonesia. Rata-rata mereka musim gilingnya mulai Mei, Juni, dan seterusnya antara lima bulan sampai enam bulan. Tapi, di sini, proses giling bisa dilakukan setahun full," ujar Khofifah.
Tidak hanya itu, Khofifah juga mengapresiasi rendemen tebu yang dihasilkan PT Inti Rosan Makmur Sentosa Tulungagung bisa mencapai 15 persen. Di mana rata-rata rendemen tebu dari pabrik gula yang ada di Jatim antara delapan persen hingga 10 persen saja. Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula di dalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen.
"Ini pasti karena ada teknologi tanam yang luar biasa pula. Kami berharap inisiasi pemutakhiran terknologi yang dilakukan Gapoktan Inti Rosan dan PT Inti Rosan Makmur Sentosa Tulungagung ini dapat menjadi referensi industri pergulaan maupun pertebuan nasional," ujarnya.