Ahad 15 Oct 2023 12:48 WIB

Mahasiswa UGM Kembangkan Teknologi Filtrasi Kurangi Zat Besi Air Tanah

Alat ini mendapat pendanaan PKM-KI dari Kemendikbudristek 2023.

Rep: Heri Purwata/ Red: Partner
.
Foto: network /Heri Purwata
.

Alat penyaring air untuk mengurangi zat besi kreasi mahasiswa UGM. (foto : istimewa)

JURNAL PERGURUAN TINGGI -- Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan teknologi filtrasi untuk mengurangi zat besi air tanah. Peralatan ini juga telah dilengkapi dengan Internet of Things (IoT) yang memudahkan pengoperasian bagi penggunanya.

Kelima mahasiswa tersebut adalah Irfan Alauddin, Mohammad Wildan Kholilulloh, Nugroho Andri Kurniawan (Teknologi Rekayasa Mesin), Novy Pratama Andriani (Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat) dan Wahyu Hendaryati (Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol). Mereka di bawah bimbingan Dr Lilik Dwi Setyana, ST, MT, dan telah mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) Kemendikbudristek 2023.

BACA JUGA : ADEM, Alat Pendeteksi Suhu Kandang Ayam Broiler, Inovasi Mahasiswa UGM

Ketua Pengembang Alat Filtrasi, Irfan Alauddin menjelaskan inovasi ini mereka ciptakan untuk mengatasi keluhan warga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Masyarakat Bantul mengeluhkan air di wilayahnya mengeluarkan bau yang menyengat dan air berwarna keruh.

Menurut pengambatan Tim PKM KI mahasiswa UGM, bau tersebut salah satunya disebabkan adanya kandungan logam zat besi yang tinggi. "Alat ini dibuat untuk menjawab atas kekhawatiran masyarakat perihal masalah mengenai air bersih, tak hanya itu penggunanya nantinya dapat memonitoring pemfilteran pada kondisi yang relatif jauh," kata Irfan di UGM, Jumat (13/10/2023).

BACA JUGA : Sudah Dipasarkan, Inovasi Mahasiswa UGM Olah Cangkang Telur Jadi Pupuk Gama Organic

Wildan, anggota tim lain mengungkapkan alat filterasi ini menggunakan bahan berupa besi siku, pipa, tripleks, tabung filter, valve tabung serta beberapa sensor pendukung produk. Filterasi sendiri terdiri dari tiga prinsip kerja yaitu, proses filter kemudian akan ada proses backwash kemudian di ikuti oleh proses rinse. Proses backwash dan rinse ini berfungsi sebagai bentuk pemeliharaan preventif dari produk filter itu sendiri.

“Prinsip kerjanya melalui tiga tahap yaitu filter atau proses penyaringan air, backwash atau pencucian filter dan yang terakhir yaitu rinse atau pembilasan. Backwash dan rinse merupakan proses pemeliharaan terhadap produk", imbuh Wildan

Wildan menjelaskan keunggulan alat ini selain dapat di monitoring jarak jauh tetapi juga dapat beroperasi secara otomatis yang tentu dapat membantu para penggunanya. Selain itu, alat ini juga memiliki sejumlah keunggulan adanya pemanfaatan Internet of Things (IoT). Beberapa di antaranya dapat di pantau dari jarak jauh dan dapat beroperasi secara otomatis yang dapat membantu para penggunanya. (*)

BACA JUGA : Mahasiswa UGM Bantu Pokdakan Alat Pengasapan Lele Efisien dan Rendah Polusi

Ikuti informasi penting tentang berita terkini perguruan tinggi, wisuda, hasil penelitian, pengukuhan guru besar, akreditasi, kewirausahaan mahasiswa dan berita lainnya dari JURNAL PERGURUAN TINGGI. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di JURNAL PERGURUAN TINGGI dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected].

sumber : https://jurnal.republika.co.id/posts/240225/mahasiswa-ugm-kembangkan-teknologi-filtrasi-kurangi-zat-besi-air-tanah
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement