Ahad 15 Oct 2023 13:02 WIB

Perdana Menteri Terpilih Selandia Baru Segera Bentuk Pemerintahan Koalisi

Partai Nasional memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum.

Red: Nidia Zuraya
Bendera Selandia Baru
Foto: Annhira.com
Bendera Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Anggota senior Partai Nasional Selandia Baru akan bertemu pada Ahad (15/10/2023) untuk merencanakan pembentukan pemerintahan koalisi setelah partai kanan-tengah dan mitra pilihannya meraih kemenangan tipis dalam pemilihan umum (pemilu) pada Sabtu (14/10/2023) kemarin.

Perdana Menteri terpilih, Christopher Luxon, mengatakan tim strategi Partai Nasional akan melakukan pertemuan tertutup pada sore hari untuk memetakan bagaimana pendekatan negosiasi. “Kami akan mewujudkan pemerintahan yang kuat dan stabil yang akan menyelesaikan segala sesuatunya,” kata Luxon pada konferensi pers di Auckland sehari setelah pemilu pada hari Sabtu.

Baca Juga

Ia mengaku telah melakukan dua kali pembicaraan dengan pemimpin partai konservatif Selandia Baru ACT, David Seymour, pada hari Sabtu dan yakin kedua partai akan bekerja secara konstruktif.

Partai Nasional memenangkan 50 kursi dan ACT 11. Perolehan kursi partai koalisi Nasional berhasil mengamankan mayoritas kursi di parlemen yang memiliki 121 kursi.

Meski pemilu menghasilkan perubahan signifikan, Bryce Edwards, peneliti di sekolah pemerintahan di Victoria University of Wellington, mengatakan dia tidak memperkirakan akan ada pemerintahan sayap kanan yang radikal dalam arti yang signifikan.

“Saat ini kondisinya sangat buram,” kata Edwards. "(Partai) National akan bergabung dengan partai ACT dan juga dengan New Zealand First dan kami belum tahu dinamika apa yang akan terjadi.”

Meskipun koalisi Partai Nasional dan ACT mempunyai jumlah suara untuk membentuk pemerintahan saat ini, sekitar 567.000 suara khusus, atau sekitar 20 persen dari total suara pemilih, namum masih harus dihitung. Hasil resmi penghitungan akan diumumkan pada 3 November, dan partai-partai sayap kanan secara historis kehilangan setidaknya satu kursi pada penghitungan akhir.

Manajer kampanye Partai National, Chris Bishop, memperingatkan partainya mungkin kehilangan setidaknya satu kursi ketika suara khusus dihitung. Jika koalisi Partai National dan ACT kehilangan kursi, mereka perlu mencapai kesepakatan dengan partai populis New Zealand First. 

Luxon belum berbicara dengan pemimpin partai New Zealand First Winston Peters. Namun, dia mengatakan siap bekerja sama dengan mereka untuk membentuk pemerintahan yang stabil.

Peters mengatakan pada konferensi pers bahwa dia menunggu untuk berbicara dengan Luxon setelah hasilnya jelas.

Dengan sistem proporsional anggota campuran yang berlaku di Selandia Baru, sangat tidak biasa bagi satu partai untuk membentuk pemerintahan, meskipun pemerintahan Partai Buruh pimpinan Jacinda Ardern melakukannya pada tahun 2020.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement