Ahad 15 Oct 2023 15:15 WIB

Lima Sikap Persahabatan Indonesia-Palestina Terkait Perang di Gaza

Perang perlu dihentikan untuk menyelamatkan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Fernan Rahadi
Din Syamsuddin
Foto: Republika/Prayogi
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina (PPIP), Din Syamsuddin menyampaikan lima sikap terkait perang yang terjadi antara Palestina-Israel. Menurut dia, perang perlu dihentikan untuk menyelamatkan kemanusiaan yang adil dan beradab. 

"Rakyat cinta damai dan keadilan harus bangkit bersatu, Menghentikan perang, tegakkan keadilan, dan selamatkan kemanusiaan," kata Din dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Ahad (15/10/2023).  

Baca Juga

Berikut lima sikap dari PPIP: 

1. Rencana Israel menyerang Gaza dan mengusir sejutaan rakyat Palestina dari kampung halamannya akan memicu perang regional bahkan global. Standar ganda Amerika Serikat yang mendukung Israel dengan memberi bantuan persenjataan dan menghadirkan kapal induk, dan sikap tegas Presiden Vladimir Putin mendukung Palestina dengan Ibu Kota Jerussalem potensial mendorong peran dunia baru. 

2. Saatnya Dunia Islam khususnya Dunia Arab utk mengambil sikap tegas dan jelas: mendukung Palestina baik atas dasar keagamaan maupun kemanusiaan. OKI, tidak cukup mengeluarkan pernyataan tapi harus berupa tindakan baik melalui diplomasi dengan mendesak PBB bersikap fungsional dan efektif menegakkan perdamaian dan keadilan, maupun menyiapkan pertahanan diri lewat perang jika itu diperlukan. Fatah dan Hamas saatnya menyisihkan perbedaan strategi di antara mereka karena ancaman Israel sudah di depan rumah.

3. Indonesia, pemerintah dan rakyat, perlu menampilkan sikap tegas sesuai perintah Pembukaan UUD 1945 yakni mewujudkan perdamaian abadi dan mengenyahkan segala bentuk penjajahan di muka bumi (berpuluh tahun Israel menjajah Palestina). Bangsa Indonesia jangan melupakan sejarah: Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, bahkan sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI pada 1945 (Mufti Palestina Al-Husaini dari Berlin pada 6 September 1944 sudah mengakui kemerdekaan Indonesia). 

4. Pemerintah Indonesia perlu lebih maju mendesakkan Sidang Darurat OKI dan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan tegas atas Israel dan menyelamatkan jutaan rakyat Palestina dari penderitaan karena kezaliman Israel.  

5. Umat Islam dan Umat Kristiani, khususnya, perlu bersatu menyelamatkan Jerussalem, kota suci bagi kedua umat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement