REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Pembalap muda Indonesia, Fadillah Arbi Aditama, mengatakan banyak memetik pelajaran penting dari debutnya di kelas balap Moto3 yang digelar di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahad (15/10/2023).
"Banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Dari awal saya sadar kalau world championship ini levelnya jauh lebih tinggi daripada junior championship," kata Arbi saat ditemui di area AITC Sirkuit Internasional Mandalika. "Karena, mereka dari free practice pun, pada lap 1 langsung kencang (berakselerasi), mereka langsung paham seperti apa karakter sirkuitnya. Mereka jauh lebih cepat juga di world champhionship ini."
Adapun pada balapan utama Moto3, Arbi yang turun sebagai wildcard Honda Team Asia memulai dari P15. Tampil cukup meyakinkan di beberapa lap awal, Arbi bisa melaju kencang hingga hampir menembus 10 besar pembalap muda dari seluruh dunia di kelas ini.
Sempat mengalami kontak dengan pembalap lain hingga ia harus keluar trek, Arbi tak mampu mempertahankan dan mengembangkan teknik berkendaranya untuk menembus posisi di pertengahan balapan. Ia akhirnya finis di P17 dengan margin waktu 12,750 detik dari pemenang race, Diogo Moreira (KTM).
"Arbi keluar dari trek, dan di sirkuit ini, jadi licin dan membuat Arbi mundur jauh," kata pembalap kelahiran tahun 2005 itu.
Lebih lanjut, Arbi mengatakan, dirinya juga belajar bahwa para pembalap muda top dunia memiliki strategi yang begitu kuat dan mapan. Pengalaman ini pun akan ia buat sebagai fondasi untuk mengembangkan posisi serta caranya berkendara dengan lebih optimal.
Saat ditanya soal kemungkinan untuk dipromosikan ke level Moto3, Arbi mengaku ingin fokus menyelesaikan musim JuniorGP yang tengah ia lakoni. "Kalau dari Arbi, Arbi harus fokus ke JuniorGP dulu. Masih ada beberapa pertandingan lagi (musim ini)," ujar pembalap asal Jawa Tengah tersebut.
Sementara itu, pembalap Indonesia lainnya di Honda Team Asia, Mario Suryo Aji, harus puas finis di posisi 25 pada balapan utama Moto3 di Mandalika.