Ahad 15 Oct 2023 17:14 WIB

Komisi Fatwa MUI: Boikot Produk Israel Juga Bisa Dilakukan Non-Muslim

Boikot produk Israel merupakan jihad ekonomi lawan zionis

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Pengunjuk rasa membakar bendera nasional Israel (ilustrasi).  Boikot produk Israel merupakan jihad ekonomi lawan zionis
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Pengunjuk rasa membakar bendera nasional Israel (ilustrasi). Boikot produk Israel merupakan jihad ekonomi lawan zionis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Umat agama apapun yang mencintai perdamaian harus memboikot produk yang terafiliasi dengan zionis Israel. 

Sebab, menurut Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, KH Abdul Muiz Ali, aksi brutal yang dan peperangan akibat ulah zionis Israel dampaknya atau korbannya bukan hanya umat Islam, tapi juga umat agama lain.  

Baca Juga

Kiai Muiz mengatakan, tidak semua Yahudi setuju bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan untuk etnis Yahudi. Bahkan ada orang Yahudi yang menentang tindakan zionis Israel terhadap rakyat Palestina. 

"Selama ini yang sering memboikot (produk Israel) adalah umat Islam karena yang dizalimi umat Islam, tapi sebenarnya yang terkena dampak (kebrutalan Israel dan peperangan) bukan hanya umat Islam melainkan juga umat agama lain misalnya Kristen," kata Kiai Muiz kepada Republika.co.id, Ahad (15/10/2023). 

Dia mengatakan, maka pemboikotan itu tidak hanya dilakukan umat Islam tapi pemeluk agama lain yang mencintai kedamaian juga harus memboikot produk yang berafiliasi dengan zionis Israel. 

Serangan membabi buta yang dilakukan tentara zionis Yahudi Israel kepada penduduk Palestine adalah tindakan barbar yang harus dikutuk oleh semua agama yang mencintai kedamaian.  

"Saya kira tidak saja umat Islam yang merasa tersakiti dengan tindakan atau serangan tentara zionisme Yahudi Israel. Semua pemeluk agama tersakiti, termasuk bagi orang banyak yang menentang tindakan zionisme Israel kepada Palestina," ujar Kiai Muiz.

Boikot harus dilakukan serentak ...

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement