Ahad 15 Oct 2023 21:49 WIB

Menlu Cina: Serangan Israel ke Gaza Sudah Lampaui Pembelaan Diri

Serangan Israel ke Jalur Gaza sudah melampaui tindakan membela diri.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi mengatakan, serangan Israel ke Jalur Gaza sudah melampaui tindakan membela diri.
Foto: AP Photo/Andy Wong
Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi mengatakan, serangan Israel ke Jalur Gaza sudah melampaui tindakan membela diri.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi mengatakan, serangan Israel ke Jalur Gaza sudah melampaui tindakan membela diri. Dia menyerukan Tel Aviv menghentikan hukuman kolektif terhadap masyarakat di Gaza.

“Tindakan Israel telah melampaui ruang lingkup pembelaan diri,” kata Wang dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina, Ahad (15/10/2023). Pernyataan Wang itu disampaikan kepada Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan saat keduanya melakukan percakapan via telepon pada Sabtu (14/10/2023).

Baca Juga

“Mereka harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh seruan masyarakat internasional dan Sekretaris Jenderal PBB, dan menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza,” ujar Wang.

Pada Sabtu lalu, Wang juga sempat melakukan percakapan via telepon dengan Menlu Amerika Serikat Antony Blinken. Wang menyampaikan kepada Blinken bahwa AS harus mengambil peran konstruktif dan bertanggung jawab terkait eskalasi konflik Israel-Palestina. Wang pun menyerukan diselenggarakannya pertemuan perdamaian internasional sesegera mungkin guna mendorong tercapainya konsensus luas.

Sementara itu China Central Television (CCTV) pada Ahad melaporkan bahwa Utusan Khusus Cina untuk Timur Tengah Zhai Jun akan mengunjungi kawasan tersebut pekan depan. Dia bakal mendorong gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas.

“(Zhai) akan mengunjungi Timur Tengah minggu depan untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak demi gencatan senjata, melindungi warga sipil, meredakan situasi, dan mendorong perundingan perdamaian," kata CCTV.

Dalam wawancara dengan CCTV, Zhai mengungkapkan, potensi meluasnya konflik akibat pertempuran Hamas dengan Israel sangat mengkhawatirkan. Saat ini sedikitnya 2.370 warga Palestina di Jalur Gaza telah meninggal akibat serangan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu. Sementara warga Israel yang tewas akibat serangan Hamas mencapai setidaknya 1.300 jiwa.

Dua hari setelah pertempuran terbaru Hamas dan Israel pecah, Cina segera merilis pernyataan. “Kami sangat sedih atas jatuhnya korban sipil dan menentang serta mengutuk tindakan yang menyakiti warga sipil. Kami menentang tindakan yang meningkatkan konflik dan mengganggu stabilitas kawasan serta berharap pertempuran akan berhenti dan perdamaian akan segera kembali,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Mao Ning dalam pengarahan pers, Senin (9/10/2023) lalu, dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Dia menekankan, komunitas internasional perlu memainkan peran yang efektif untuk bersama-sama membantu meredakan situasi. Mao pun kembali menyampaikan pandangan Beijing bahwa konflik Israel-Palestina hanya bisa diakhiri lewat penerapan solusi dua negara.

“Untuk mengakhiri siklus konflik antara Palestina dan Israel, penting untuk memulai kembali perundingan perdamaian, menerapkan solusi dua negara, serta menyelesaikan permasalahan Palestina secara penuh dan benar melalui cara-cara politik sejak dini sehingga dapat memenuhi kepentingan sah masing-masing pihak,” ujar Mao.

Mao menegaskan, Cina akan terus bekerja dengan komunitas internasional agar dapat merealisasikan tujuan tersebut. “Prioritas saat ini adalah mengakhiri permusuhan dan memulihkan perdamaian sesegera mungkin serta bekerja sama untuk meredakan situasi,” ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement