Senin 16 Oct 2023 11:14 WIB

Skotlandia Gelontorkan 600 Ribu Dolar AS untuk Warga Gaza

Koridor kemanusiaan harus dibuka agar bantuan dapat didistribusikan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Warga Palestina membawa jenazah keluarga Zanon yang tewas dalam serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Sabtu (14/10/2023).
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina membawa jenazah keluarga Zanon yang tewas dalam serangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Sabtu (14/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, DINBURGH -- Pemerintah Skotlandia akan menyediakan bantuan sebesar 606,183 dolar AS untuk Jalur Gaza. Dana tersebut akan disalurkan melalui Badan Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

“Koridor kemanusiaan harus dibuka agar pasokan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan," ujar Perdana Menteri Skotlandia, Hamza Yousaf, dalam platform media sosial X.

Baca Juga

UNRWA membuka donasi untuk  kebutuhan pangan, kesehatan, tempat tinggal dan perlindungan bagi 250.000 warga Palestina yang tinggal di tempat penampungan UNRWA di Gaza. Donasi juga akan digunakan untuk kebutuhan 250.000 pengungsi Palestina lainnya di komunitas tersebut.

“Pikiran kami tertuju pada semua orang tak berdosa yang terjebak di tengah meningkatnya kekerasan di Gaza.  Pemerintah Skotlandia mengulangi seruan agar dibentuk koridor kemanusiaan sehingga bantuan mendesak dapat diberikan kepada warga sipil yang terjebak, tidak berdaya dan tidak dapat keluar,” kata Menteri Pembangunan Internasional Skotlandia, Christina McKelvie, dilaporkan Middle East Monitor, Ahad (15/10/2023).

Direktur Hubungan Eksternal dan Komunikasi UNRWA, Tamara Alrifai mengatakan, sumbangan besar ini merupakan tindakan yang sangat manusiawi terhadap puluhan ribu orang yang berada dalam kesusahan di Jalur Gaza.  "UNRWA sangat berterima kasih atas dukungan Skotlandia dan akan menggunakan setiap sen yang ada untuk membantu meringankan penderitaan perempuan, anak-anak dan warga sipil lainnya di Gaza," ujar Alrifai.

Perang Palestina-Israel terbaru dimulai pada Sabtu (7/10/2023) ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa terhadap Israel. Hamas melancarkan serangan mengejutkan dengan menembakkan ribuan roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Hamas mengatakan, serangan ini merupakan tanggapan keras atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur oleh pemukim Yahudi, dan meningkatnya kekerasan pemukim Israel terhadap warga Palestina. Israel dibuat kewalahan dengan operasi mendadak Hamas yang menggunakan taktik jenius.

Menanggapi tindakan Hamas, militer Israel melancarkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza. Serangan udara Israel menghancurkan rumah warga sipil Gaza, gedung perkantoran, dan fasilitas publik seperti sekolah. Ribuan warga sipil Gaza, termasuk anak-anak meninggal dunia. Respons Israel meluas hingga memotong pasokan air dan listrik ke Gaza, yang semakin memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung sejak 2007.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement