REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung kembali menggelar gerakan pangan murah. Kegiatan yang didukung penuh Badan Pangan Nasional (Bapanas) ini dilaksanakan serentak secara nasional di 411 titik. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menjelaskan, selain ditujukan untuk memperingati hari pangan sedunia, gerakan pangan murah ini juga ditujukan untuk menstimulus stabilitas harga pangan yang saat ini masih cukup tinggi.
Gin Gin mengatakan, dalam gerakan pangan murah ini, terdapat setidaknya 13 komoditas pokok yang mendapatkan subsidi harga dari Bapanas. Rata-rata subsidi yang didapatkan berkisar di Rp 2.000 hingga 3.000 per kilogram. Salah satu contohnya adalah telur ayam yang dipatok dengan harga Rp 24.000 per kilogram, atau lebih murah Rp 3.000 dibandingkan harga pasaran.
“Rp 2.000-Rp 3.000 per kilo gitu rata-rata subsidinya. Jadi tadi contohnya telur di harga pasar hari ini Rp 27.000 per kilo sekarang di sini bisa menjadi Rp 24.000 jadi Rp 3.000 itu disubsidi oleh Bapanas, minyak juga sama seperti itu,” terang Gin Gin, Senin (16/10/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, gerakan pangan murah merupakan salah satu tugas pemerintah untuk memastikan terjaganya angka inflasi melalui pengendalian pasokan dan harga bahan pokok. Dia mengatakan, 13 komoditas yang mendapatkan subsidi pada kegiatan gerakan pangan murah ini mayoritas merupakan jenis pangan pokok yang belum mengalami penurunan harga yang signifikan di pasaran.
“Ada 13 jenis komoditas (yang disubsidi), ada beberapa bahan pokok, ada beras, gula pasir, lalu ada beberapa item lain, pangan olahan juga ada,” kata Bambang.
Saat ditanya terkait ketersediaan pangan di Kota Bandung, Bambang mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pantauan dan pengawasan untuk menjaga ketersediaan pasokan. Dia juga memastikan saat ini pasokan pangan di Kota Bandung dalam kondisi aman, meskipun terdapat beberapa komoditas yang menunjukkan kenaikan harga.
“Sampai dengan sekarang dalam posisi aman. Betul ada komoditas cabe merah, harganya naik, ya ini pengaruh dari cuaca juga. Tetapi saya yakin teman-teman dinas ini memantau. Mengapa mengalami kenaikan harga cukup signifikan. Ini sedang kita lakukan pendalaman,” ucapnya.
Sekali lagi, dia menekankan pasokan pangan dalam kondisi aman hingga akhir 2023 mendatang. Dia juga mengatakan akan terus mengintensifkan komunikasi dengan Bulog dan wilayah-wilayah produsen. Selain itu, Bambang juga berjanji akan berupaya menstabilkan harga-harga pangan yang saat ini merangkak naik.
“InsyaAllah kita terus berupaya, karena tugas kita pasokan itu aman, harga itu juga mesti stabil. Sekalipun kita sadari betul, bahwa komoditas pangan kita ini disuplai dari luar kota bandung. Inilah fenomena perkotaan. Tapi kita terus komunikasi dan koordinasi,” kata Bambang.
“Sampai akhir tahun ini aman sampai bulan Desember ini aman, insya Allah. Dan kita terus komunikasi dengan Bulog, dengan BI untuk menjaga stabilitas itu,” pungkasnya.