REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 kembali surplus. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, neraca perdagangan barang pada September 2023 surplus 3,42 miliar dolar AS atau naik 0,3 miliar dolar AS secara bulanan.
"Dengan demikian, neraca perdagangan mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut sejak Mei 2020," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (16/10/2023).
Dia mengatakan, surplus tersebut meningkat jika dibandingkan surplus bulan sebelumnya. Hanya saja, angka tersebut menurutnya lebih rendah jika dibandingkan bulan yang sama pada 2022.
Surplus tersebut ditopang dari surplus nonmigas sebesar 534 miliar dolar AS. Komoditas penyumbang, yakni mineral, lemak hewan nabati, dan besi baja.
"Surplus neraca nonmigas pada September 2023 jauh lebih tinggi dibandingkan bulan lalu, tapi lebih rendah dibandingkan September 2022," ujar Amalia.
Surplus pada September 2023 terjadi karena nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor. Pada September 2023, Amalia menuturkan, nilai impor Indonesia mencapai 17,34 miliar dolar AS atau turun 8,15 persen secara bulanan.
Dia memerinci, impor migas pada periode tersebut tercatat senilai 3,33 miliar dolar AS. Angka tersebut naik sebesar 25,04 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, Amalia mengungkapkan, impor nonmigas pada September 2023 mencapai 14,01 miliar dolar AS. Dia mengatakan, angka tersebut mengalami penurunan sebesar 13,60 persen.
Sementara itu, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2023 mencapai 20,76 miliar dolar AS. "Angka ini turun 5,63 persen dibandingkan Agustus 2023," kata Amalia.
Amalia memerinci, ekspor migas Indonesia pada September 2023 mencapai 1,41 miliar dolar AS atau naik naik 6,54 persen secara bulanan. Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia pada periode tersebut mencapai 19,35 miliar dolar AS atau turun 6,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya.