REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memperingatkan Israel terkait eskalasi di Jalur Gaza. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan pihak-pihak lain di wilayah tersebut siap untuk bertindak.
"Jika agresi Zionis tidak berhenti, tangan semua pihak di kawasan ini berada di atas pemicu," kata Hossein Amirabdollahian seperti dikutip kantor berita semi-resmi Fars, Ahad (15/10/2023).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji "menghancurkan Hamas" ketika militernya bersiap untuk bergerak ke Jalur Gaza untuk mencari pejuang Hamas yang menggelar serangan mendadak ke Israel akhir pekan lalu.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan Teheran tidak terlibat dalam serangan Hamas ke Israel. Namun memuji apa yang disebutnya sebagai kekalahan militer dan intelijen Israel yang "tidak dapat diperbaiki".
Sudah lama Israel menuduh Iran menyulut kekerasan dengan memasok senjata kepada Hamas. Teheran mengatakan mereka memberikan dukungan moral dan finansial kepada kelompok tersebut, yang menguasai Jalur Gaza.
Mendukung perjuangan Palestina telah menjadi pilar Republik Islam sejak revolusi 1979 dan merupakan cara negara yang didominasi Syiah ini menempatkan dirinya sebagai pemimpin dunia Muslim.
Amiabdollahian, yang pekan lalu menuduh Israel melakukan "genosida" dengan memberlakukan pengepungan terhadap Jalur Gaza, mengatakan serangan ke Gaza akan "membuka front perlawanan baru" di Timur Tengah.
"Tanggung jawab atas kemungkinan terbukanya front perlawanan baru di wilayah tersebut dan eskalasi perang hari ini secara langsung berada di pundak Amerika Serikat dan rezim Zionis (Israel)," kata Amirabdollahian.
Amirabdollahian bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Qatar, di mana mereka membahas serangan mematikan kelompok tersebut di Israel. "(Mereka) setuju untuk melanjutkan kerja sama (untuk mencapai tujuan Hamas)," kata Hamas dalam pertanyaannya.
Dalam sambungan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Iran Ebrahim Raisi mendesak Prancis untuk membantu "mencegah penindasan" terhadap warga Palestina.