REPUBLIKA.CO.ID, SIAK -- Bupati Siak Provinsi Riau Alfedri mengapresiasi dan menyambut baik terbitnya Buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Syarifah Fadlun bergelar "Tengku Maharatu" sebanyak 191 halaman itu ditulis oleh Datuk OK Nizami Jamil dan diharapkan menjadi rujukan sejarah.
"Semoga dengan adanya buku ini, akan menjadi referensi dan catatan sejarah bagi Pemerintah Kabupaten Siak, masyarakat maupun generasi penerus di masa yang akan datang," kata Alfedri saat peluncuran di Gedung Tengku Maharatu, Senin.
Dari ringkasan cerita yang ada di dalam buku itu, Tengku Maharatu mendampingi Sultan Siak ke-12, yakni Sultan Syarif Kasim II dari tahun 1930 sampai tahun 1950. Banyak kisah-kisah menarik yang layak disimak seperti bagaimana perjuangannya, dan motivasinya pada masa-masa transisi Kerajaan Siak bergabung ke Negara Republik Indonesia.
Penulis buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu, Budayawan Riau Datuk O.K Nizami Jamil mengatakan ia menyusun buku ini, saat pandemi COVID-19 melanda. Selama tiga tahun buku Kisah Permaisuri Kerajaan Siak Tengku Maharatu akhirnya selesai ia susun.
"Saya menulis buku ini, untuk memberikan penjelasan terkait sejarah tentang kehidupan Permaisuri Tengku Maharatu. Bukan Mahratu, tapi Maharatu. Sumber tulisan, dikutip dari kata atau kalimat pribadi Tengku Maharatu dari masa kecil sampai ia menjadi Permaisuri Sultan Syarif Kasim II," ujarnya.
Sumber lain juga didapat dari orang tua O.K Nizami Jamil yakni O.K Muhammad Jamil yang merupakan sekretaris pribadi merangkap sebagai Ajudan Sultan Siak. Kemudian juga dari catatan tertulis sahabat Tengku Maharatu serta beberapa sumber lainnya.
Lihat halaman berikutnya >>>