Senin 16 Oct 2023 23:37 WIB

BPBD Bali Minta Warga Waspadai Daerah Rawan Longsor di Musim Hujan

Musim hujan diperkirakan masuk pada November 2023.

Longsor di Bali (ilustrasi). BPBD Bali meminta masyarakat mewaspadai daerah rawan bencana longsor.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Longsor di Bali (ilustrasi). BPBD Bali meminta masyarakat mewaspadai daerah rawan bencana longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali meminta masyarakat mewaspadai daerah-daerah rawan bencana longsor. Hal ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya antisipasi menjelang musim hujan yang diprakirakan masuk pada November 2023.

“Mitigasi yang bisa dilakukan menjelang musim hujan kami imbau kepada masyarakat untuk waspada saat bepergian melewati daerah-daerah yang rawan longsor,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin kepada Antara di Denpasar, Senin (16/10/2023).

Selain itu, berkaca dari musim hujan terdahulu, Rentin mengajak masyarakat untuk membersihkan drainase di lingkungan rumah sebagai upaya mencegah banjir, serta memangkas pohon-pohon perindang yang berpotensi tumbang. Sebelumnya diketahui berdasarkan prakiraan musim hujan BBMKG, sebanyak 12 zona diprakirakan mulai turun hujan pada November dasarian II-III, dan delapan zona lainnya turun hujan pada Desember dasarian I-III.

Namun, Rentin menyampaikan bahwa per 10 Oktober 2023 lalu terdapat wilayah yang berpeluang hujan ringan lebih dahulu, yaitu di Jembrana Kecamatan Negara, Jembrana, Mendoyo, dan Pekutatan, di Buleleng Kecamatan Sukasada, di Bangli Kecamatan Tembuku, serta di Karangasem Kecamatan Rendang dan Selat. Terpantau sejumlah titik di Kabupaten Buleleng dan Bangli mulai turun hujan, BPBD Bali mensyukuri kondisi ini, lantaran sebelum fokus untuk musim hujan, mereka sedang memprioritaskan penanganan kebakaran dan kekeringan di sejumlah lokasi di tengah musim kemarau.

“Hujan dengan intensitas yang sedang hingga lebat di area yang terjadi kebakaran hutan dan lahan tentunya membantu mengurangi intensitas kebakaran,” ujar Rentin.

Disampaikan olehnya, bulan ini saja sudah ada empat kasus kebakaran yang diduga dipicu oleh kondisi kemarau disertai hembusan angin yang membantu penyebaran api. Yang paling disoroti adalah kebakaran TPA Suwung, Denpasar, yang berlangsung sejak Kamis (12/10/2023) pukul 11.40 WITA lalu, di mana api berhasil menghanguskan lahan yang ditumpuki sampah seluas 4 hektare dan hingga saat ini masih dalam penanganan.

Selain itu, kebakaran juga terjadi di TPA Mandung, Desa Sembung Gede, Tabanan, pada Sabtu (14/10) pukul 03.00 WITA yang diperkirakan membakar area seluas 2,7 hektare. Di Bangli, kebakaran hutan dan lahan sempat terjadi di Taman Wisata Alam Gunung Batur pada Minggu (1/10) dengan luas area terbakar 1,3 hektare.

“Dan karhutla di Karangasem yaitu Kecamatan Rendang pada Selasa (10/10) Wilayah RPH Rendang, lahan terbakar 0,2 hektar dan Kecamatan Kubu di lereng Gunung Agung. Kebakaran hutan di wilayah hutan lindung Gunung Agung dari tanggal 27 September sampai 15 Oktober 2023 luas total 745 Hektar, sumber informasi KPH Bali Timur,” sebut Kalaksa BPBD Bali.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement