Selasa 17 Oct 2023 06:23 WIB

Konflik Palestina-Israel Bisa Picu Kenaikan Harga BBM?

Jika perang masih terbatas pada dua pihak, harga minyak belum akan terdampak.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di Jakarta, Senin (2/10/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di Jakarta, Senin (2/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memgingatkan konflik Palestina-Israel yang belakangan memanas bisa berdampak kepada kenaikan harga BBM di Indonesia. Meskipun begitu Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menilai, dampak tersebut tidak semudah itu terjadi.

Faisal mengakui, dampak tesebut memungkinkan jika perang atau konflik antara Israel dan Hamas berdampak pada harga minyak. "Lalu kemudian mengerek kepada kenaikan impor migas Indonesia dan juga inflasi domestik. Itu yang paling dekat dampaknya," kata Faisal kepada Republika.co.id, Selasa (17/10/2023).

Baca Juga

Meskipun begitu, Faisal menegaskan jika perang masih terbatas pada dua pihak tersebut atau tidak melebar ke negara-negara yang memiliki peran ekonomi lebih besar maka dampak terhadap harga minyaknya tidak signifikan. Faisal memproyeksikan, harga minyak dalam kondisi tedsebut masih berkisar pada 90 dolar AS per barel. 

Tapi, lanjut dia, jika perang melebar selerri ada konflik langsumg dengan Iran maka dapar meningkatkan harga minyak lebih tinggi. "Ini mungkin bisa diatas 100 dolar AS per barel," ucap Faisal.