Selasa 17 Oct 2023 09:00 WIB

Ratusan Ribu Rakyat Palestina Hadapi Keadaan Serbakekurangan di Khan Younis

Palestina akan terus mempertahankan kawasannya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Warga mendoakan Palestina yang diserang Israel.
Foto: EPA-EFE/JAGADEESH NV
Warga mendoakan Palestina yang diserang Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, KHAN YOUNIS -- Ratusan ribu orang rakyat Palestina terpaksa pergi dari wilayah utara Jalur Gaza menuju Khan Younis yang berada di Jalur Gaza selatan. Mereka pergi dengan menggunakan apa pun yang bisa mereka bawa.

Namun Khan Younis berada dalam keadaan terpuruk, dan tidak siap menghadapi populasinya yang berlipat ganda dalam semalam. Dalam laporan BBC yang dikutip Saudi Gazette, Selasa (17/10/2023), setiap ruangan, gang, dan jalan dipenuhi oleh pria, wanita, dan kalangan muda. Mereka tidak memiliki tempat lain yang bisa dituju.

Baca Juga

Hamas mengatakan, 400 ribu dari 1,1 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza utara menuju ke selatan melalui Jalan Salahuddin selama 48 jam terakhir. Ratusan ribu rakyat Palestina terpaksa mengikuti perintah Israel untuk pergi dari sana.

Bagi banyak orang, ancaman bom Israel dan invasi yang akan datang, membatalkan perintah Hamas untuk tetap bertahan. Mereka, warga sipil Palestina, pun pergi menuju Khan Younis, karena pilihan harus pergi ke mana sangatlah terbatas.

Namun Khan Younis adalah daerah kecil yang diblokade dari segala sisi dan terputus dari dunia luar. Juga tidak ada jaminan soal keamanan. Kini sebagian besar warga Gaza, yang rumahnya sudah dibom, tersesat, takut, tidak tahu apa-apa tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, berkumpul di Khan Younis.

Kota Khan Younis yang biasanya dihuni oleh 400 ribu orang, kini telah membengkak menjadi lebih dari satu juta orang dalam semalam. Selain dari wilayah utara, mereka juga datang dari wilayah timur, yang sangat menderita akibat perang tahun 2014.

Sumber daya yang langka akan segera habis. Ini adalah kota yang sudah kehabisan tenaga. Dan arusnya terlalu kuat, dan segala sesuatunya mulai berantakan. Rumah sakit utama di Khan Younis, yang sudah kekurangan kebutuhan pokok, tidak hanya menerima orang sakit dan terluka dari utara, kini telah menjadi tempat perlindungan.

Pengungsi berbaris di koridor ketika dokter menangani pendatang baru yang terluka akibat bom Israel. Hiruk pikuk suara bersaing memenuhi udara. Rumah sakit adalah salah satu tempat teraman di masa perang, dan dilindungi oleh hukum internasional.

Para dokter mengatakan mereka hampir tidak punya apa-apa untuk memberikan banyak korban baru. Air dijatah hingga 300 ml sehari untuk pasien. Pengungsi tidak mendapat apa-apa. Di tempat lain, warga menerima pendatang baru. Banyak orang di Khan Younis hidup dalam kondisi yang sempit. Kini mereka saling berhadapan.

Apartemen kecil, yang sudah menampung lebih dari yang bisa mereka tempati dengan nyaman, kini menjadi "rumah" bagi 50 atau 60 orang. Tak seorang pun bisa hidup seperti ini dalam jangka waktu lama.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement