Selasa 17 Oct 2023 08:06 WIB

Ekonom: Pengusaha Harus 'Diperintah' Pakai Produk Keuangan Syariah

Dua strategi yang bisa dilakukan adalah sharia first atau sharia only.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Sejumlah nasabah menunggu giliran untuk melakukan transaksi perbankan saat Hari Pelanggan Nasional 2023 di BSI KC Bandung Asia Afrika, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/9/2023). Pada Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2023, Bank Syariah Indonesia (BSI) berkomitmen untuk memberikan pengalaman Ultimate Service yang mengedepankan solusi digital dan uniqueness (keunikan) layanan di lebih dari 1.500 outlet di seluruh Indonesia. Serta, mendengarkan secara langsung saran masukan nasabah untuk bekal membangun ekonomi perbankan syariah di Indonesia.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah nasabah menunggu giliran untuk melakukan transaksi perbankan saat Hari Pelanggan Nasional 2023 di BSI KC Bandung Asia Afrika, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/9/2023). Pada Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2023, Bank Syariah Indonesia (BSI) berkomitmen untuk memberikan pengalaman Ultimate Service yang mengedepankan solusi digital dan uniqueness (keunikan) layanan di lebih dari 1.500 outlet di seluruh Indonesia. Serta, mendengarkan secara langsung saran masukan nasabah untuk bekal membangun ekonomi perbankan syariah di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menegaskan keberadaan para pengusaha memegang peranan penting dalam pengembangan ekonomi dan syariah di Indonesia. Karena itu, Kiai Ma'ruf mendorong berbagai upaya untuk memperbanyak pengusaha Muslim atau berbasis syariah.

Pengamat ekonomi syariah dari Pusat Ekonomi Bisins Syariah (PEBS) Universitas Indonesia Ronald Rulindo menilai, sebaiknya Wapres bukan hanya mengimbau, tapi harus secara tegas memberi perintah agar perbankan syariah terutama yang di bawah naungan Kementerian BUMN dapat menggaet seluruh nasabah dengan dua cara.

"Jadi ada dua opsi. Pertama sharia first. Nah kalau yang ini, setiap ada nasabah muslim bank wajib membukakan dan memberikan layanan syariah. Toh hampir semua bank sudah punya anak usaha syariah seperti BUS ataupun UUS," ujarnya kepada Republika, Senin (16/10/2023).

Pilihan kedua adalah sharia only. Artinya, semua produk dan jasa perbankan yang sudah ada padanan syariahnya hanya ditawarkan dalam bentuk syariah.

"Jadi tidak ada produk konvensional yang sama lagi. Tapi bukan berarti seluruh banknya jadi syariah. Tetap banknya konvensional, tapi produk dan jasa konvensional justru jadi kecil, khusus untuk produk-produk yang tidak ada syariahnya saja,"jelasnya.

Ia juga menekankan saat ini hampir semua bank memiliki bank umum syariah maupun unit usaha syariah. Sehingga, menurutnya tidak sulit untuk menjalankan salah satu dari kedua opsi tersebut.

"Jadi, apalagi yang dipikirin? Toh mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim dan larangan riba itu juga berlaku untuk semua agama. Lagi pula, kalau berhasil diwujudkan, industri perbankan akan lebih stabil. Perbankan akan lebih adil. Semua apapun agamanya akan dapat manfaat," tegasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement