Selasa 17 Oct 2023 10:20 WIB

Kata WHO Soal Israel Serang Gaza Palestina

Palestina akan terus mempertahankan kawasannya.

Warga Palestina menggendong jenazah korban kebiadaban Israel yang mengebom Gaza.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina menggendong jenazah korban kebiadaban Israel yang mengebom Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Warga sipil Palestina tidak lagi memiliki tempat aman untuk berlindung dari serangan udara dan kekerasan yang kian membesar, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat.

"Warga sipil tidak punya tempat aman lagi untuk berlindung. Kementerian Kesehatan Palestina sudah memberi tahu WHO bahwa tidak mungkin mengungsikan pasien rumah sakit yang rentan dari utara Gaza," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic pada konferensi pers PBB di Jenewa.

Baca Juga

Jasarevic mengatakan WHO bersama badan-badan PBB lainnya terus mendesak Israel agar membatalkan perintah memindahkan 1,1 penduduk Palestina dari utara ke selatan Gaza dalam waktu 24 jam.

WHO mendesak Israel mengakhiri konflik dan kekerasan di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan penderitaan  tak terbayangkan.

Jasarevic juga mengatakan bahwa rumah sakit-rumah sakit di selatan Gaza sudah tidak dapat menampung pasien.

Pasien-pasien rumah sakit yang rentan, termasuk mereka yang sudah terluka parah, orang dewasa, anak-anak, dan bayi baru lahir yang hidupnya bergantung pada alat bantu dan harus menjalani perawatan intensif.

"Sistem kesehatan di Jalur Gaza berada pada titik kritis," kata dia memperingatkan.

Malapetaka kemanusiaan akan segera terjadi jika bahan bakar, air, makanan, pasokan kesehatan dan bantuan kemanusiaan  tidak terkirim ke Jalur Gaza akibat  blokade total Israel.

"Dampaknya akan sangat buruk bagi pasien yang paling rentan, termasuk mereka yang terluka yang memerlukan operasi penyelamatan nyawa, pasien di unit perawatan intensif, dan bayi baru lahir yang bergantung pada perawatan di inkubator," kata Jasarevic.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement