REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kapasitas TPS3R di Nitikan, Kota Yogyakarta, terus ditingkatkan untuk pengelolaan sampah perkotaan. Peningkatan ini dilakukan dengan melakukan rehabilitasi yakni menambah bangunan pengolahan sampah.
Sub Koordinator Kelompok Substansi Penanganan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Mareta Hexa Sevana mengatakan, rehabilitasi yang sudah berjalan yakni membangun hanggar baru dan beberapa toilet. Hanggar itu dibangun di lahan yang sebelumnya difungsikan untuk parkir armada truk sampah.
Tepatnya di bagian selatan area TPS3R Nitikan. Rehabilitasi tersebut, kata Mareta, menggunakan APBD 2023 Kota Yogyakarta.
“Rehabnya itu menambah bangunan untuk penempatan mesin pengolahan (sampah). Jadi kapasitasnya akan ditambahkan. Ini lebih ke fisik bangunan hanggar,” kata Mareta.
Mareta menyebut pengerjaan fisik pembangunan sudah selesai dilakukan. Saat ini, tinggal tahap penyiapan berkas administrasi untuk penyelesaian.
Kendati pembangunan sudah diselesaikan, namun bangunan hanggar belum difungsikan. Hal itu karena menunggu pengadaan beberapa mesin pengolah sampah menggunakan APBD Perubahan 2023 Kota Yogyakarta.
“Kalau di (APBD) perubahan kita menambah beberapa mesin. Hanggar yang sudah terbangun akan dipasangi mesin-mesin untuk pengolahan sampah,” kata Mareta.
Dalam APBD Perubahan 2023, direncanakan ditambah dua mesin pengolah sampah. Dua mesin tersebut terdiri dari mesin gibrig versi baru untuk memilah sampah, dan mesin extruder untuk mengolah sampah residu plastik.
Termasuk akan ada rehabilitasi kecil berupa penataan sekat-sekat guna mempermudah manuver lalu lintas pengolahan sampah di TPS3R Nitikan.
“Jadi kita upayakan ada output produk hasil jadi, bukan cuma memilah. Ada mesin extruder untuk mengolah sampah residu plastik yang tidak punya nilai ekonomi. Caranya sampah residu plastik dilelehkan dan dicetak bisa jadi paving dan bijih plastik,” jelasnya.
Mareta menyebut, selama ini TPS3R Nitikan sudah mengoperasikan dua mesin gibrig untuk memilah sampah. Bahkan, TPS3R Nitikan juga mengolah sampah organik menjadi kompos, dan sampah anorganik yaitu residu plastik.
Sampah plastik dari bin atau tempat sampah khusus plastik di depo-depo sampah di Yogyakarta dikumpulkan di TPS3R Nitikan. Sampah residu plastik lalu ditekan dengan mesin press, dan didistribusikan ke lima mitra industri daur ulang plastik yang bekerja sama dengan DLH Kota Yogyakarta.
"Selama ini kita maksimal kapasitas sampai 10 ton per hari. Kalau sudah terbangun (hanggar) dan terpasang mesinnya, bisa sampai dua puluh hingga tiga puluh ton per hari, karena (pengadaan mesin) di perubahan, maka operasional baru di awal 2024," ungkap dia.
Tak hanya itu, dalam APBD perubahan 2023 juga ada rencana untuk memperbesar rumah maggot di TPS3R Nitikan. Mareta menuturkan selama ini ukuran kandang maggot masih kecil karena hanya untuk edukasi ke masyarakat dan menjaga siklus hidup maggot.
"TPS3R Nitikan sekarang hampir setiap hari menerima kunjungan untuk edukasi pengolahan sampah. Oleh sebab itu ada penambahan fasilitas toilet," katanya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo juga mengatakan, pihaknya mengupayakan penguatan pengelolaan sampah di TPS3R Nitikan, termasuk di TPS Karangmiri. Hal ini dilakukan dengan menambah mesin hingga penguatan sumber daya manusia (SDM).
"Masih dalam perencanaan, kita masih mengupayakan untuk sampai di akhir tahun ini itu penguatan yang ada di Nitikan dan Karangmiri," kata Singgih.
Singgih menyebut, penambahan mesin dan SDM di dua tempat pengolahan sampah itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah yang ada di Yogyakarta. Hal ini mengingat Kota Yogyakarta tidak memiliki lahan yang luas untuk mengelola sampahnya dalam skala besar.
"Mesin maupun SDM yang akan kita tambah disana, terutama mesin ini supaya bisa meningkatkan kapasitas," ungkap Singgih.
Dijelaskan, saat ini TPS3R Nitikan baru bisa mengelola sampah 10 ton per hari. Namun, dengan penambahan mesin dan SDM nantinya, TPS3R Nitikan akan mampu mengelola hingga 20 ton sampah per hari.
Sementara, TPS Karangmiri direncanakan akan dapat mengelola 10 ton sampah per hari. "Di akhir 2023, total sampah yang bisa dikelola di Nitikan dan Karangmiri sekitar 30 ton," katanya.
Tidak hanya itu, Singgih menyebut pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan pihak swasta agar dapat mengelola sampah perkotaan. Kerja sama dengan pihak swasta ini dimungkinkan dapat terealisasi di triwulan pertama 2024 mendatang.
Dengan begitu, penguatan di Nitikan dan Karangmiri, serta kerja sama dengan menggandeng pihak swasta ini dapat meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta. Bahkan, sampah yang dapat dikelola dengan skema-skema tersebut ditargetkan bisa mencapai 60 ton per hari.
"Progres kerja sama dengan swasta masuk di tararan penandatanganan MoU besok siang. Kemudian berproses dua-duanya (penguatan di Nitikan dan Karangmiri, serta kerja sama dengan pihak swasta) itu nanti direncanakan akan mengelola sampah 60 ton per hari. Insya Allah nanti di triwulan pertama 2024 sudah bisa beroperasi," ungkap Singgih.