REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Pemerintah Spanyol membantah tuduhan Israel yang mengatakan sejumlah politikus Spanyol memihak gerakan perjuangan Hamas. Tuduhan ini disampaikan setelah tiga menteri mengkritik kejahatan perang yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, Kedutaan Besar Israel di Spanyol mengatakan Israel mengecam keras pernyataan beberapa anggota Pemerintah Spanyol. Kedutaan tidak menyebutkan nama dan jabatan mereka.
Kedutaan Israel merujuk Hamas dan ISIS dengan mengatakan "sangat khawatir elemen-elemen tertentu di pemerintahan Spanyol memilih mengkaitkan diri mereka dengan terorisme jenis ISIS." Kontroversi dipicu pernyataan keras tiga menteri Spanyol mengenai respon Israel pada serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Dalam pidato yang diunggah media sosial X, Menteri Hak Asasi Sosial Ione Belarra mengatakan Israel melakukan "upaya genosida" di Jalur Gaza dan menyerukan agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dituntut Mahkamah Pidana Internasional atas kejahatan perang.
Spanish Minister of Social Rights, Ione Belarra: "Israel is committing a pre-planned genocide in the Gaza Strip, leaving hundreds of thousands of people without electricity, food and water." pic.twitter.com/WFc5J2lzK9
— Quds News Network (@QudsNen) October 16, 2023
Dua menteri lainnya, yang bertanggung jawab atas perlindungan konsumen dan kesetaraan, juga pada mengkritik operasi Israel di Gaza dalam unggahan di X.
Israel mendesak penjabat Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez untuk mengutuk pernyataan yang "sama sekali tidak bermoral" itu. Israel mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan itu membahayakan keselamatan komunitas Yahudi di Spanyol.
Pada Senin (16/10/2023) Pemerintah Spanyol mengkritik pernyataan kedutaan sebagai "kebohongan." Kementerian Luar Negeri Spanyol mengatakan pemerintah Madrid mengutuk keras serangan Hamas terhadap Israel dan menyerukan perlindungan terhadap warga sipil di Gaza.
"Setiap pemimpin politik dapat dengan bebas mengekspresikan posisi mereka sebagai perwakilan partai politik dalam demokrasi penuh seperti Spanyol," kata kementerian itu.
"Mengecam genosida ini bukan berarti 'bersekutu dengan Hamas', ini adalah kewajiban demokratis. Diam, sama saja dengan terlibat dalam teror," kata Belarra dalam unggahannya X saat menanggapi kecaman Kedutaan Besar Israel.