Selasa 17 Oct 2023 13:25 WIB

Peringati Hari Pangan Sedunia, Gerakan Pangan Murah Dimulai di Bantul

Volume produksi beras di Bantul melebihi rata-rata nasional.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
 Wakil Bupati Joko Purnomo dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah yang digelar di Pendopo Kompleks Pemda II Bantul.
Foto: Dokumen
Wakil Bupati Joko Purnomo dalam kegiatan Gerakan Pangan Murah yang digelar di Pendopo Kompleks Pemda II Bantul.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Sebagai rangkaian peringatan Hari Pangan Sedunia Tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Bantul menggelar Gerakan Pangan Murah Serentak di Pendopo Kompleks Pemda II Kabupaten Bantul.

Kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring, mengikuti Zoom Meeting yang diselenggarakan oleh Badan Pangan Nasional, bersama dengan seluruh provinsi, kabupaten, kota di seluruh Indonesia.

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menyampaikan saat ini angka inflasi relatif terkendali. Pada kesempatan itu ia juga menyampaikan beberapa hal yang harus dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas pangan nasional.

“Kita harus melakukan langkah-langkah distribusi pangan dari daerah sulit maupun daerah yang surplus pangan. Selain itu, Bulog juga harus melakukan pengecekan secara rutin stok pangan yang dimiliki. Gerakan Pangan Murah harus terus dilakukan. Pemerintah daerah juga harus melakukan beberapa langkah dalam rangka menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan, dengan menggunakan dana reguler dari pemerintah provinsi, maupun kabupaten dan kota,” tegas Tito.

Sementara itu, rangkaian kegiatan Gerakan Pangan Murah di Bantul disemarakkan beberapa stan yang menjual kebutuhan pokok dengan harga yang relatif lebih murah dari harga pasaran. Selain itu, juga terdapat beberapa stan kuliner.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo melaporkan, acara ini juga dilakukan sebagai salah satu cara untuk menjaga ketahanan pangan di Bantul.

"Walaupun terjadi fenomena el Nino, ketersediaan pangan di Bantul tetap mengalami surplus seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Jadi bisa dikatakan bahwa di Bantul telah terwujud kedaulatan pangan," jelas Joko.

Ia mencontohkan untuk beras, stok gabah kering giling (GKG) hasil dari panen 2022 masih surplus sebesar 100 ribu ton dari luasan lahan sawah sekitar 500-1,000 meter persegi. Sementara itu pada panen raya 2023, rata-rata produksi beras di Bantul melebih rata-rata nasional yakni di kisaran 8,89 ton.

"Kita tidak ada gagal panen padi. Rata-rata produksi 8,89 ton, di atas nasional, itu baru rata-rata lho, tertinggi bisa 10,9 ton," ujarnya kepada Republika.

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, menegaskan pada hakikatnya, peringatan Hari Pangan ini tidak hanya seremonial saja, namun benar-benar harus mampu membuat harga pangan stabil, tetapi tidak merugikan produsen.

“Upaya yang harus kita lakukan adalah dengan melakukan evaluasi lapangan berkaitan dengan perputaran penjualan pangan serta memastikan tercukupinya ketersediaan pangan yang murah dan terjangkau untuk masyarakat," kata dia.

"Selain itu, juga harus bisa memastikan terwujudnya ketahanan pangan di Bantul tanpa menciptakan ketergantungan masyarakat pada bantuan-bantuan pangan dari pemerintah,” tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement