Selasa 17 Oct 2023 12:29 WIB

Hasto: Kita Nggak Panggil Gibran, Kita Ngobrol

PDIP tetap yakin Gibran akan menjadi juru kampanye Ganjar Pranowo.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto, membenarkan bahwa Gibran Rakabuming Raka akan menyambangi kantor DPP PDIP pada Rabu (18/10/2023). Namun, pertemuan tersebut bukan dalam rangka pemanggilan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kita nggak manggil, kita ngobrol-ngobrol dan kemudian bincang-bincang sesama kader partai. Rumah partai kan rumah rakyat, rumah seluruh kader partai," ujar Hasto di Media Center Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP), Jakarta, Senin (16/10/2023) malam.

Baca Juga

"Jadi, datang ke kantor partai bukan karena dipanggil, karena memang ini rumah kita bersama," katanya.

Ia juga mengeklaim, datangnya Gibran ke kantor DPP PDIP bukan dalam rangka menyikapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Diketahui lewat putusan MK terbaru, Wali Kota Solo iti berpeluang maju sebagai bakal cawapres.

Sebab, MK mengabulkan sebagian perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023. Artinya, seseorang di bawah 40 tahun bisa mendaftar sebagai capres-cawapres, selama ia pernah atau sedang menjabat sebagai kepala daerah.

"Mas Gibran hari Rabu sekiranya ada di Jakarta. Kita ngobrol-ngobrol di kantor partai, biar kita bisa tukar pikiran terkait dengan berbagai aspek," ujar Hasto.

Ia juga menegaskan komitmen Gibran sebagai bagian dari juru kampanye dari Ganjar Pranowo. Klaimnya juga, hingga saat ini tak pernah pembicaraan soal peluang Wali Kota Solo itu menjadi bakal cawapres.

"Nggak ada (pembicaraan peluang jadi bakal cawapres), yang ada adalah 'Pak Sekjen tugas kami apa pak sekjen?' Kira-kira seperti itu saja," ujar Hasto.

"Sebagai kader partai, Mas Gibran selalu menanyakan tugas kami apa. 'Yasudah Mas perkuat Mas Ganjar Pranowo. Siap nanti menjadi jurkam' itu pembicaraan kami dengan Mas Gibran," katanya melanjutkan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement