REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kekurangan air bersih di Jalur Gaza meningkatkan kekhawatiran besar terhadap kesehatan warga. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui akses terhadap air sebagai hak asasi manusia dan pada tingkat dasar tubuh manusia membutuhkan pasokan air yang konstan untuk bertahan hidup.
“Gaza kehabisan air, dan Gaza kehabisan kehidupan,” kata kepala badan PBB untuk Palestina Philippe Lazzarini.
Gaza biasanya mendapat pasokan air dari berbagai sumber, termasuk pipa dari Israel, pabrik desalinasi di Laut Mediterania, dan sumur. Pasokan tersebut berkurang ketika Israel memutus pasokan air, serta bahan bakar dan listrik yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air dan limbah, setelah serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
“Selain udara, air adalah hal yang paling penting untuk menjaga kesehatan Anda,” kata dokter darurat di Columbia University yang telah bekerja pada akses air dalam situasi kemanusiaan Dr. Tsion Firew
Sebuah laporan dari Akademi Sains dan Kedokteran Nasional AS mengatakan, laki-laki perlu minum sekitar 3,7 liter dan perempuan membutuhkan sekitar 2,7 liter per hari agar terhidrasi. Sebagian besar berasal dari air minum atau minuman, dan sekitar 20 persen berasal dari makanan, termasuk buah-buahan.
Menurut Firew, banyak orang tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa hari tanpa air, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan kelompok yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Dehidrasi dapat menyebabkan pusing, kelelahan, dan kebingungan serta dalam kasus yang parah menyebabkan kegagalan organ dan kematian.
Akses terhadap air juga penting untuk sanitasi dan kurangnya air bersih dapat menyebabkan penyebaran infeksi seperti kolera dan disentri. Penyakit diare yang dapat ditularkan melalui air yang tidak bersih, menurut Firew, penyebab utama kematian anak-anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia.
Tempat layanan kesehatan menjadi perhatian khusus karena fasilitas ini bergantung pada air bersih untuk merawat pasien yang sakit dan terluka Ketika rumah sakit di Jalur Gaza kesulitan merawat ribuan pasien, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, kekurangan air membahayakan nyawa.
“Air diperlukan untuk menjamin kondisi sanitasi di bangsal rawat inap, di ruang operasi, dan unit gawat darurat. Hal ini penting untuk pencegahan infeksi terkait rumah sakit dan pencegahan wabah di rumah sakit,” kata WHO dalam sebuah pernyataan.