REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru mengalami 24 kali gempa letusan atau erupsi pada Selasa (17/10/2023). Hal ini terutama yang terekam mulai pukul 06.00 sampai 12.00 WIB.
Petugas Pemantauan Gunung Api (PGA) Semeru, Mukdas Sofian menyatakan, gempa erupsi yang terjadi memiliki amplitudo 10 sampai 22 milimeter (mm). "Dan lama gempa 51 hingga 116 detik," katanya.
Selain itu, gunung berketinggian 3.676 mdpl ini juga mengalami empat kali gempa harmonik. Amplitudonya 6 sampai 15 mm sedangkan lama gempa 63 hingga 249 detik.
Mukdas juga mengungkapkan, telah terjadi tiga kali gempa tektonik jauh di Gunung Semeru. Amplitudo gempa ini sekitar 20 hingga 22 mm, S-P 10 sampai 19 detik dan lama gempa 31 hingga 59 detik.
Untuk diketahui, tingkat aktivitas Gunung Semeru masih level III atau siaga. Sebab itu, pihaknya merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan. "Sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi)," jelasnya.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer (km) dari puncak.
Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Pihaknya juga mendorong masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Lalu juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.