REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh perang Israel-Palestina terhadap bursa saham disebut relatif terbatas, selama tidak menyebar ke negara-negara sekitar terutama produsen minyak. Di samping itu, dunia mendorong langkah perdamaian kedua belah pihak.
Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina, mengakui, tensi geopolitik di Israel dan Palestina berpotensi menambah risiko global dan mendorong kenaikan harga minyak. Namun, meskipun konflik masih berlangsung, Martha melihat kenaikan harga minyak sudah mulai terbatas.
"Yang dituju adalah perdamaian, jadi perdamaian itu akan terus dikejar, konflik akan diusahakan untuk diredam sehingga tidak menyebabkan kenaikan harga minyak," kata Martha saat acara Media Day di Jakarta, Selasa (17/10/2023).
Menurut Martha, upaya perdamaian ini sangat penting dilakukan untuk menghindari inflasi akibat kenaikan harga minyak. Sebelum terjadinya perang, harga minyak pun sudah mengalami kenaikan bahkan mencapai 34 persen sejak Juni lalu.