REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kantor Kementerian Agama Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyebar edaran yang berisi imbauan pelaksanaan salat gaib dan qunut nazilah bagi korban konflik Palestina.
"Salat gaib dan qunut nazilah bagi syuhada korban konflik Palestina, merupakan bentuk kepedulian, empati sekaligus solidaritas, dan dukungan dari umat Muslim secara luas," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram H Jaelani di Mataram, Selasa (17/10/2023).
Dikatakan, edaran pelaksanaan salat gaib dan qunut nazilah bagi korban konflik Palestina tersebut disebar melalui penyuluh se-Kota Mataram dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak akhir pekan lalu.
Karenanya, sejak Jumat (13/10) sejumlah masjid melaksanakan salat gaib dan qunut nazilah setelah melaksanakan shalat Jumat. Begitu juga di sejumlah masjid dan musala.
"Bahkan di internal Kantor Kemenag Mataram juga sudah kita laksanakan kemarin," katanya.
Menurutnya, salat gaib dan qunut nazilah bagi korban konflik Palestina dapat dilaksanakan sendiri tanpa berjamaah, tapi alangkah baiknya jika dilakukan secara berjamaah.
"Karena itu, kami harapkan umat Muslim yang belum melaksanakan salat gaib dan qunut nazilah bagi syuhada Palestina dapat melaksanakan sekarang. Tidak ada kata terlambat," katanya.
Lebih jauh Jaelani mengatakan, edaran pelaksanaan shalat gaib dan qunut nazilah tersebut merupakan tindak lanjut dari edaran Kementerian Agama RI.
Berdasarkan data Rabu (11/10-2023), diketahui korban tewas akibat konflik mencapai 2.327 orang. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat setidaknya 1.100 orang tewas dan 5.339 lainnya terluka.
Selain korban jiwa, warga Palestina di jalur Gaza juga mengalami kerugian materi yaitu pemutusan pasokan air, bahan bakar, listrik, dan makanan.