REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Gerakan Pangan Murah dalam memperingati Hari Pangan Sedunia di halaman kantor Kecamatan Sukomanunggal Kota Surabaya. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menjelaskan, kegiatan dimaksudkan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga kestabilan harga bahan pokok.
"Kami akan terus bersinergi dan dilakukan di masing-masing wilayah. Setelah ini ada di wilayah Surabaya Barat, di Kecamatan Sambikerep dan Pakal," kata Eri.
Sebetulnya, lanjut Eri, Gerakan Pangan Murah terus dilaksanakan Pemkot Surabaya melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya. Pelaksanaan Gerakan Pangan Murah di Kota Surabaya pun sudah digelar keempat kalinya.
"Ini tidak akan pernah berhenti yang dilakukan oleh DKPP Kota Surabaya. Insya Allah dengan begini akan mengurangi beban warga Surabaya mengenai harga yang ada di pasar," ujarnya.
Eri melanjutkan, Pemkot Surabaya juga telah menyiapkan skema dalam upaya menjaga stok dan distribusi bahan pokok. Di mana pemkot akan membuka satu stan khusus di setiap pasar di Kota Pahlawan.
Hal ini bertujuan untuk memberikan imbauan kepada para pedagang untuk tidak menjual bahan pokok di atas HET sesuai ketentuan pemerintah pusat.
"Sebagian sudah jalan, hari ini di Pasar Wonokromo sudah. Kita letakkan di depan sendiri untuk tempat menjaga HET. Kalau tidak begitu, pedagang yang di dalam pasar bisa menaikan lagi (harganya). Target di bulan ini dan maksimal 10 November sudah ada semua," kata Eri.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan, dalam Gerakan Pangan Murah yang digelar, Pemkot Surabaya menyediakan beras 10 ton, gula 1,5 ton, minyak goreng 1.300 pack, serta bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit masing-masing 200 kilogram.
Gerakan Pangan Murah direncanakan akan terus berlanjut hingga Desember 2023, dan digelar setiap dua pekan. "Bahan pokok yang dijual di bawah harga pasar. Minyak seharga Rp 14 ribu, gula Rp 14 ribu, cabai rawit Rp 5.000 per pack," ujarnya.